SATUAN ACARA PELAJARAN/PENYULUHAN (SAP)
SIFILIS
DISUSUN OLEH :
NIDA HIDAYATI
201110201111
PROGRAM STUDI ILMU
KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU
KESEHATAN AISYIYAH
YOGYAKARTA
2013
SATUAN ACARA PENYULUHAN
SIFILIS
I.
Identifikasi masalah
Sifilis merupakan penyakit infeksi menular seksual
(IMS) yang menyebar cukup mengkhawatirkan di Indonesia khusus nya di di desa Nogotirto . Penyakit sifilis tidak bisa diabaikan, karena
merupakan penyakit berat yang bila tidak terawat dapat menyerang hampir semua
alat tubuh, seperti kerusakan sistem saraf, jantung, tulang, dan otak. Selain
itu wanita hamil yang menderita sifilis juga dapat menularkan penyakitnya ke
janin sehingga menyebabkan sifilis kongenital yang bisa menyebababkan penyakit
bawaan dak kematian. Kurangnya pengetahuan masyarakat di desa Nogotirto tentang bahaya dari
penyakait sifilis, 8 dari 10 tidak mengetahui apa itu penyakit sifilis, maka
dari itu perlu dilakukan penyuluhan tentang penyakit sifilis khususnya di desa
Nogotirto.
II.
Pengantar
Bidang studi : Kesehatan Reproduksi
Topik : Infeksi Menular Seksual
Sub topik : Sifilis
Sasaran : Bapak-Bapak dan Ibu – Ibu di desa
Nogotirto, RT 05/01 Yogyakarta
Hari /tanggal : Selasa, 26 November 2013
Jam :
10.00 - 10.35 WIB
Waktu :
35 menit
Tempat :
Balai Desa Nogotirto
III.
Tujuan Intruksional Umum (TIU)
Setelah mengikuti penyuluhan,sasaran mampu
menjelaskan dan memahami mangenai penyakit
Sifilis.
IV.
Tujuan Intruksional Kusus (TIK)
Setelah diberikan penyuluhan selama 20 menit,
sasaran dapat :
1. Mengetahui pengertian mengenai Sifilis
2. Mengetahui etiologi Sifilis
3. Mengetahui tanda dan gejala Sifilis
4. Mengetahui tahan
infeksi sifilis
5. Mengetahui lewat
penularan sifilis
6. Mengetahui
komplikasi sifilis
7. Mengetahui
pathofisiologi sifilis
8. Mengetahui cara pencegahan dan pengobatan Sifilis
V.
Materi
Terlampir
VI.
Metode :
1. Ceramah
2. Tanya
jawab
VII.
Media
1.
Materi SAP
2.
Power point
VIII.
Kegiatan pembelajaran
No
|
Waktu
|
Kegiatan
role play model
|
Kegiatan
peserta
|
1.
|
4 menit
|
Pembukaan
1. Memberikan salam
2. Menjelaskan tujuan pembelajaran
3.
Menyebutkan
materi atau pokok bahasan yang di sampaikan
|
1.
Menjawab
salam
2. mendengarkan dan memperhatikan
|
2.
|
17 menit
|
Pelaksanaan
materi
Pelaksanaan materi penyuluhan secara berurutan dan terartur
Materi :
1. Mengetahui pengertian mengenai Sifilis
2. Mengetahui etiologi Sifilis
3. Mengetahui tanda dan gejala Sifilis
4. Mengetahui tahan
infeksi sifilis
5. Mengetahui lewat
penularan sifilis
6. Mengetahui
komplikasi sifilis
7. Mengetahui
pathofisiologi sifilis
8. Mengetahui cara pencegahan dan pengobatan Sifilis
|
Menyimak dan memperhatikan
|
3.
|
10 menit
|
Evaluasi :
1. menyimpulkan isi penyuluhan
2. menyampaikan secara singkat materi
penyuluhan
3. memberi kesempatan kepada audience untuk
bertanya
4. memberikan kesempatan kepada udience
untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan
|
Bertanya
dan menjawab pertanyaan
|
4.
|
4 menit
|
Penutup
1. menyimpulkan materi yang telah
disampaikan
2. menyampaikan terima kasih tas waktu yang
telah diberikan oleh peserta
3. mengucapkan salam
|
Menjawab
salam
|
IX. Pengesahan
Yogyakarta, 26 November 2013
Sasaran
Pemberi Penyuluhan
(Bapak dan Ibu) (Nida Hidayati)
Mengetahui
Pembimbing
(Suri Salmiyati S.kep, Ns )
IX.
Evaluasi
Metode
evaluasi : Diskusi tanya jawab
Jenis
pertanyaan : lisan
Jumlah
soal : 2 soal
Pertanyaan :
a) Apa penyakit sifilis ?
b) Bagaimana penyakit sifilis menular ?
X.
Lampiram materi
A.
Definisi
Sifilis merupakan salah satu jenis penyakit
menular seksual (PMS) yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum yakni bakteri yang berbentuk spiral
(spirochaeta). Penyakit ini mempunyai beberapa sifat, yaitu perjalanan
penyakitnya sangat kronis, dapat menyerang hampir semua organ tubuh
(seperti:sistem kardiovaskular,otak dan susunan saraf), dapat menyerupai
macam-macam penyakit, mempunyai masa laten,serta dapat kambuh kembali (rekuren).
Sifilis atau raja singa adalah infeksi menular
seksual yg di sebabkan oleh bakteri treponema pallidum . Bakteri
treponema pallidum masuk ke dalam tubuh manusia melalui selaput lendir, mulut
dan kulit saat melakukan hubungan intim maupun oro genital. Infeksi ini juga
dapat ditularkan oleh seorang ibu kepada bayinya selama masa
kehamilan . Jadi Anda tidak dapat tertular oleh sifilis dari handuk, pegangan
pintu atau tempat duduk toilet.
B.
Etiologi
Penyebab penyakit ini adalah Treponema pallidum
yang termasuk ordo spirochaetales, familia spirochaetaceae, dan genus
treponema. T. pallidum berbentuk spiral, panjang 5-20 µm, lebar 0,1-0,2
µm,gerakannya berupa rotasi sepanjang aksis dan maju seperti gerakan pembuka
botol.
C.
Tanda dan Gejala
Penderita penyakit sifilis biasanya tidak
menunjukkan keluhan sampai beberapa tahun. Penderita hanya menunjukkan
gejala-gejala yang akan timbul sekitar 3 minggu sampai 6 bulan setelah
berhubungan intim atau seks dengan penderita, umumnya ditandai dengan :
1) Timbul benjolan dan luka disekitar alat kelamin
2) Luka
terlihat seperti lubang pada kulit dengan tepi yang lebih tinggi. Pada umumnya
tidak terasa sakit
3) Dalam beberapa minggu luka akan hilang, namun
justru bakteri akan menetap pada tubuh dan penyakit dapat muncul berupa
lecet-lecet pada seluruh tubuh. Lecet-lecet tersebut akan hilang juga, dan virus akan menyerang
bagian tubuh lain
4) Terkadang
penderita sering pusing-pusing dan mengalami nyeri tulang seperti gejala flu
5)
Muncul
bercak kemerahan pada tubuh sekitar 6-12 minggu setelah hubungan intim atau
seks dengan penderita.
D. Tahap Infeksi Sifilis
Gelaja penyakit sifilis dapat di lihat berdasarkan
tahapan infeksi menular seksual menjadi 4 fase sebagai berikut
1. Stadium Primer
Sifilis tingkat primer
biasa ditandai dengan luka tunggal (chancre) dan bisa menjadi luka bergerombol. Terbentuk Chancre pada tempat infeksi sekitar
3 minggu setelah infeksi yang berukuran beberapa mm sampai 2 cm. Waktu antara terinfeksi sifilis dengan waktu
terlihatnya gejala pertama antara 10-90 hari,atau berkisar0- 3 bulan setelah
terinfeksi. Chancre biasanya menetap, bundar, kecil dan tanpa rasa sakit.
Kebanyakan chancre muncul pada penis, anus, dan rektum pada pria, sedangkan pada wanita pada vulva,
leher rahim dan antara vagina dan anus (perineum). Selain itu dapat terbentuk
di bibir, tangan, atau mata. Chancre
akan hilang 3-6 minggu dan akan sembuh tanpa
pengobatan. Tetapi bagaimanapun juga jika pengobatan sedini mungkin
tidak dilakukan, maka infeksi akan berkembang ke tingkat sekunder. (Wilson,
2001).
2.
Stadium
Sekunder
Gejala klinis pada
stadium ini biasanya terjadi 6 minggu setelah pecahnya Chancre atau
selambat-lambatnya 6 bulan setelah infeksi. Penderita sering mengalami
demam.Semua jaringan tubuh dapat diserang terutama kulit dan selaput lendir.
Kulit dapat mengalami kelainan yang tidak gatalberupa makula, papula, pustula
(Wilson, 2001).
Ruam sering muncul
sekitar 6 minggu sampai 3 bulan setelah chancre sembuh. Ruam dapat menutupi
bagian tubuh, tetapi cenderung meletus pada telapak tangan atau telapak kaki.
Ini tidak gatal. Lesi menyakitkan juga dapat terbentuk di selaput lendir mulut
dan tenggorokan dan pada tulang dan organ dalam. Pada saat ini, penyakit ini
sangat menular, karena bakteri terdapat pada sekresi dari lesi. Ruam biasanya
sembuh tanpa pengobatan dalam waktu 2 sampai 6 minggu. Gejala lain berupa
demam, sakit tenggorokan, kelelahan, sakit kepala, sakit leher, sakit sendi,
malaise dan rambut rontok. Sejumlah besar pasien tidak menunjukkan gejala pada
tahap ini dari penyakit (Swierzewski, 2007).
3. Stadium Laten
Pada stadium ini
disebut fase tenang yang terdapat antara hilangnya gejala-gejala klinik sifilis
sekunder dan tersier ini berlangsung antara beberapa bulan sampai
bertahun-tahun (Wilson, 2001).
Bakteri tetap aktif
dalam kelenjar getah bening dan limpa. Stadium ini bisa bertahan 3-30 tahun dan
mungkin tidak berlanjut ke sifilis tersier. Sekitar 30% dari orang yang
terinfeksi bertahan dalam keadaan laten(Swierzewski, 2007).
4. Stadium Tersier
Stadium tersier dapat
terjadi bertahun-tahun setelah gejala-gejala sifilis sekunder menghilang. Muncul
kelainan-kelainan yang terjadi akibat reaksi alergi dari jaringan terhadap
organisme yang berupa reaksi gumma. Kelainan yang terjadi berupa rusaknya organ
dalam seperti otak, syaraf, mata, jantung, pembuluh darah, hati, tulang, dan
persendian (Wilson, 2001).
5. Sifilis kongenital
Sifilis kongenital adalah penyakit yang
didapatkan janin dalam uterus dari ibunya yang menderita sifilis. Infeksi
sifilis terhadap janin dapat terjadi pada setiap stadium sifilis dan setiap
masa kehamilan. Dahulu dianggap infeksi tidak dapat terjadi sebelum janin
berusia 18 minggu, karena lapisan Langhans yang merupakan pertahanan janin
terhadap infeksi masih belum atrofi.
Tetapi ternyata dengan mikroskop elektron dapat ditemukan Treponema pallidum
pada janin berusia 9-10 minggu.Sifilis kongenital dini merupakan gejala
sifilis yang muncul pada dua tahun pertama kehidupan anak, dan jika muncul
setelah dua tahun pertama kehidupan anak disebut dengan sifilis kongenital
lanjut.
E.
Penularan
Sifilis
Sifilis dapat ditularkan dari orang ke orang
yang lain melalui hubungan genitor - genital (kelamin - kelamin) maupun
oro-genital (seks oral).
Sifilis terutama
ditularkan melalui kontak seksual atau selama kehamilan dari ibu ke janinnya . Risiko dari penularan karena berbagi jarum suntik tidaklah
banyak. Sifilis tidak dapat ditularkan melalui dudukan toilet, aktifitas
sehari-hari, bak panas, atau berbagi alat makan serta pakaian .
Penularan terjadi melalui kontak langsung dengan lesi yang
mengandung Treponema. Treponema dapat masuk melalui selaput lender yang utuh
atau kulit dengan lesi, kemudian masuk ke peredaran darah dan semua organ dalam
tubuh. Infeksi bersifat sistemik dan manifestasinya akan tampak kemudian.
Perkembangan penyakit
sifilis berlangsung dari satu stadium ke stadium berikutnya. Sepuluh
sampa 90 hari (umumnya 3-4 minggu) setelah terjadi infeksi, pada tempat masuk T.pallidum
timbul lesi primer yang bertahan 1-5 minggu dan kemudian hilang sendiri. Kurang
lebih 6 minggu (2-6 minggu) setelah lesi primer terdapat kelainan kulit dan
selaput lender pada permukaan menyeluruh, kemudian ,mengadakan konfluensi dan
berbentuk khas. Kadang-kadang kelainan kulit hanya sedikit dan sepintas lalu.
G. Komplikasi pada Penyakit Sifilis
1.
Kerusakan Otak
Sebagai Dampak Komplikasi sifilis
Ada beberapa kasus kerusakan otak akibat penyakit
sifilis, salah satunya adalah Neurosifilis. Neurosifilis adalah infeksi otak
atau sumsum tulang belakang yang terjadi pada orang yang memiliki sifilis namun
tidak diobati selama bertahun-tahun. Itulah mengapa semua jenis penyakit baik
yang ringan apalagi yang berat harus segera diobati. Jika tidak hanya akan
menyebabkan penyakit lain yang lebih parah. Seperti Neurosifilis ini yang
timbul akibat penyakit sifilis tidak segera diobati. Penyakit neurosifilis
disebabkan oleh bakteri yang bernama Treponema pallidum, bakteri ini merupakan
bakteri yang menyebabkan penyakit sifilis. Neurosifilis biasanya terjadi
sekitar 10 sampai 20 tahun setelah seseorang pertama terinfeksi sifilis, dan
tidak segera diobati oleh penderitanya. Namun begitu, tidak semua
orang yang memiliki sifilis akan mengembangkan komplikasi ini. sebab hanya
penderita penyakit sifilis yang tidak diobatilah yang sering memiliki
komplikasi penyakit neurosifilis ini.
H.
Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Sifilis
1.
Berhenti
melakukan kontak seksual dalam jangka waktu lama
3.
Menghindari
Alkohol dan obat-obat terlarang
4.
Membicarakan
secara terbuka mengenai riwayat penyakit kelamin yang dialami bersama pasangan
Biasakan menggunakan kondom bila harus berhubungan
5.
Menghindari
penggunaan jarum suntik yang tidak steril dantransfusi darah yang sudah terinfeksi
6.
Menggunakan
kondom saat berhunungan , mencegah penularanPMS.
Tidak ada vaksin terhadap sifilis. Untuk
perseorangan penggunaan kondom sangat efektif. Untuk
masyarakat, cara utama pencegahan sifilis ialah melalui pengendalian yang meliputi
pemeriksaan serologis dan pengobatan penderita. Sifilis bawaan dapat dicegah
dengan perawatan prenatal (sebelum kelahiran) yang
semestinya.
Pengobatan
Penderita
Sifilis dapat dirawat dengan penisilin atau antibiotik lainnya. Bagi yang
alergi penisillin diberikan tetrasiklin 4×500 mg/hr, ataueritromisin 4×500
mg/hr, atau doksisiklin 2×100 mg/hr Menurut statistik,perawatan dengan pil
kurang efektif dibanding perawatan lainnya, karena pasien biasanya tidak menyelesaikan pengobatannya.
Cara terlama dan masih efektif adalah dengan penyuntikan
procaine penisilin di setiap pantat (procaine di ikutkan untuk mengurangi rasa sakit);
dosis harus diberikan setengah disetiap pantat karena bila dijadikan satu dosis
akan menyebabkan rasa sakit.Cara lain adalah memberikan kapsul azithromycin
lewat mulut (memilikidurasi yang lama) dan harus diamati. Cara ini mungkin
gagal karena adabeberapa jenis sifilis kebal terhadap azithromycin dan sekitar
10% kasus terjadipada tahun 2004. Perawatan lain kurang efektif karena pasien
diharus kanmemakan pil beberapa kali per hari.
Sifilis mudah untuk disembukan dalam
tahap awal, suntikan intramuskuler tungal dari pemnisin,
antibiotik, akan menyembuhakan orang yangmemiliki sifilis kurang dari satu
tahun. Dosis di tambahkan untuk mengobatiorang yang memiliki sifilis selama
lebih dari satu tahun. Bagi penderita yangalergi dengan penisilin,antibiotik
lain yang tersedia untuk mengobati sifilis,pengobatan akan membunuh bakteri
sifilis dan mencegah kerusakan lebihlanjut,tetapi tidak akan memperbaiki
kerusakan yang telah dilakukan.Pengobatan sifilis dalam kehamilan yitu dengan
penisilin 1 kali penyuntiksn dirasa cukup adekuat, meski beberapa
penderita memerlukan 1-3kali suntkan penisilin.dokter akan menderita yang telah
menjalani medikasiuntuk melakukan tes darah setahun kedepan,
yang di maksudkan
untuk memastikan bahwa bakreri telah lisis
dari tubuh penderita’
6. Pemeriksaan Penunjang Diagnostik
Diagnosis ditegakkan berdasarkan
gejala-gejalanya. Diagnosis pasti ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan
laboratorium dan pemeriksaan fisik.Pemeriksaan fisik dilakukan di seluruh
permukaan kulit, rambut dan kuku, pembengkakan kelenjar getah bening, selaput
lendir mulut, daerah genitalia/anogenitalia. Pemeriksaan laboratorium dilakukan
dengan pemeriksaan sediaan langsung dan serologis.
Ada 2 jenis pemeriksaan darah yang digunakan:
Ada 2 jenis pemeriksaan darah yang digunakan:
Ø Tes penyaringan : VDRL (venereal disease
research laboratory) atau RPR (rapid plasma reagin).
Tes penyaringan ini mudah dilakukan dan tidak
mahal. Mungkin perlu dilakukan tes ulang karena pada beberapa minggu pertama
sifilis primer hasilnya bisa negatif.
Ø Pemeriksaan antibodi terhadap bakteri penyebab
sifilis.
Pemeriksaan ini lebih akurat. Salah satu dari
pemeriksaan ini adalah tes FTA-ABS (fluorescent treponemal antibody
absorption), yang digunakan untuk memperkuat hasil tes penyaringan yang
positif.
Pada fase primer atau sekunder, diagnosis
sifilis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan mikroskopis terhadap cairan
dari luka di kulit atau mulut.
Daftar Pustaka
Wilson,
Walter R and Sande, M. 2001. Current Diagnosis & Treatment in Infectious
Diseases. The McGraw-Hill Companies, United States of America.
Taber, benzio.1994,kedaruratan obstetric dan genekologi,EGC,Jakarta
M, Arif. dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid Kedua. FK
UI. Jakarta
Djuanda adhi, dkk Ilmu
Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi IV . Jakarta 2005
Tidak ada komentar:
Posting Komentar