Minggu, 29 Desember 2013

“ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK LEUKIMIA”



MAKALAH TUTOR KEPERAWATAN ANAK
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK LEUKIMIA

DOSEN PEMBIMBING :
Ibu Yuni Kurniasih

Disusun oleh :

1)      Ayu Fiaka Dhin (201110201075)
2)      Desy Kusuwardani (201110201080)
3)      Dini Anggraini (201110201085)
4)      Eva Aryandini (201110201090)
5)      Hera Nur Febriastuti (201110201095)
6)      Intan Pramuni (201110201100)
7)      Lia Fitari (201110201105)
8)      Nida Hidayati (201110201111)
9)      Novia Rizki (201110201116)
10)        Rahmat Hidayat (201110201121)
11)        Sari Apriliyani (201110201126)
12)        Sulistiyani (201110201131)
13)        Titis Puspita Wardani (201110201136)
14)        Widia Astuti (201110201141)




PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
TA. 2012-2013
SKENARIO 4
Tujuan Kompetensi:
Setelah mendiskusikan kasus pada scenario 4, mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan pada anak leukemia sampai tahap perencanaan dengan pendekatan proses keperawatan.

Kasus.
Seorang anak perempuan berusia 10 tahun dirawat di RS sejak dua bulan yang lalu. Hasil pemeriksaan yang dilakukan hari ini : penampilan tubuhnya tampak lemah, wajah pucat dengan kelopak mata kehitaman, terdapat petchiae pada kulit tangan dan leher, badan terasa panas, pilek, mengeluh nyeri tulang dan persendian yang tidak pernah sembuh, gusi berdarah, tidak nafsu makan, mudah mual dan muntah, mudah lelah walaupun hanya berjalan ke kamar mandi, sulit tidur, Turgor kulit kembali 1 detik. Hasil pemeriksaan vital sign : T: 380 C, N:80 x/m, TD: 110/60 mmHg, BB: 25 kg, TB :137 cm. Hasil pemeriksaan darah tepi menunjukkan : Hb: 6,2 gr/dl, Hematokrit : 25 %, Eritrosit : 3,05 x106/uL, Trombosit :9500/mm3, Leukosit : 8500/uL. Hasil pemeriksaan Bone Marrow Punction (BMP) menunjukkan adanya sel blast yang berlebihan. Terapi medis yang diberikan saat ini : pemberian cairan intravena RL :RD :NaCl (1:1:1) 30 tetes/menit (microdrip), tranfusi darah 16 tetes/menit (2 kolf), kortison 2x5 mg dan sitostatika berupa Metotrexat sesuai anjuran. Diagnosis medis : Acute Limphoblastic Leukima. Anak dirawat diruang isolasi, hanya boleh ditunggui oleh orang tuanya, anak mengatakan malu karena sejak pemberian terapi cytostatika rambutnya mudah rontok sehingga sering menutupi kepalanya dengan selimut. Selama di rumah sakit anak tampak rajin berdoa dibimbing orang tua untuk kesembuhannya

Tugas:
Diskusikan dan lakukan analisis terhadap kasus diatas untuk merencanakan asuhan keperawatannya menggunakan pendekatan proses keperawatan.



Skenario 4
“ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK LEUKIMIA”
A.      Kata sulit
1)      Acute lymphoblastic leukemia
Ditandai dengan kelebihan sel darah putih yang belum matang yang disebut lymphoblastic.
Dapat mencegah produksi sel darah merah yang normal.
2)      Petchiae
Bintik-bintik merah akibat perdarahan dikulit.
3)      Terapi cytostatika
Terapi untuk membunuh sel-sel kanker.
4)      Sel blast
Sel darah yang masih muda.
5)      BMP
Pemeriksaan sumsum tulang belakang dengan mengambil sampel sumsum tulang belakang untuk mengetahui apakah seseorang mengalami leukemia.
6)      Ruang isolasi
Ruang  khusus yang digunakan untuk penyakit penderita menular.

B.       RUMUSAN MASALAH
1.    Mahasiswa mampu mengenali masalah
2.    Mahasiswa mampu mengidentifikasi data fokus
3.    Mahasiswa mampu menganalisis data
4.    Mahasiswa mampu menemukan diagnosa keperawatan yang muncul pada kasus
5.    Mahasiswa mampu menentukan prioritas masalah
6.    Mahasiswa mampu membuat perencanaan merujuk pada NIC dan NOC
7.    Mahasiswa mampu menentukan manajemen keperawatan sesuai dengan tingkat usia




C.      PENGKAJIAN             
Nama                    : Anak Y
Umur                    : 10 tahun
Agama                  : Islam
Tgl masuk RS       : -
DATA FOKUS
DS
DO
1)      Anak mengatakan malu karena sejak pemberian terapi cytostatika rambutnya mudah rontok sehingga sering menutupi kepalanya dengan selimut.
2)      Mengeluh nyeri tulang dan persendian yang tidak pernah sembuh.
3)      Gusi sering berdarah
4)      Tidak nafsu makan
5)      Mudah mual dan muntah
6)      Mudah lelah walaupun hanya berjalan ke kamar mandi
7)      Sulit tidur

1)      Penampilan tubuhnya lemah
2)      Wajah pucat dengan kelopak mata kehitaman
3)      Terdapat petchiae pada kulit tangan dan leher
4)      Badan teraba panas
5)      Pilek
6)      Turgor kulit kembali 1 detik
7)      T: 380 C
8)      N:80 x/m
9)      TD: 110/60 mmHg
10)  BB: 25 kg
11)  Hb: 6,2 gr/dl
12)  Hematokrit : 25 %
13)  Eritrosit : 3,05 x106/uL
14)  Trombosit :9500/mm3
15)  Leukosit : 8500/uL
16)  Pemeriksaan BMP menunjukkan adanya sel blast yang berlebihan
17)  Anak tampak rajin berdoa dibimbing ortu untuk kesembuhannya

ANALISA DATA
DATA
ETIOLOGI
PROBLEM
DS :
1)      Anak mengatakan malu karena sejak pemberian terapi cytostatika rambutnya mudah rontok sehingga sering menutupi kepalanya dengan selimut.
2)      Mengeluh nyeri tulang dan persendian yang tidak pernah sembuh.
3)      Gusi sering berdarah
4)      Mudah lelah walaupun hanya berjalan ke kamar mandi
DO:
1)      Hb: 6,2 gr/dl
2)      Hematokrit : 25 %
3)      Eritrosit : 3,05 x106
4)      Trombosit :9500
5)      Leukosit : 8500
6)      Pemeriksaan BMP menunjukkan adanya sel blast yang berlebihan
PENURUNAN DAYA TAHAN TUBUH
RESIKO INFEKSI
DS:
1)      Anak mengatakan malu karena sejak pemberian terapi cytostatika rambutnya mudah rontok sehingga sering menutupi kepalanya dengan selimut.
2)      Mengeluh nyeri tulang dan persendian yang tidak pernah sembuh.
3)      Gusi sering berdarah
DO:
1)      Wajah pucat dengan kelopak mata kehitaman
2)      Terdapat petchiae pada kulit tangan dan leher
3)      Badan teraba panas
4)      T: 380C
PENYAKIT LEUKIMIA
HIPERTERMI
DS:
1)      Tidak nafsu makan
2)      Mudah mual dan muntah
DO:
1)      Penampilan tubuhnya lemah
2)      Wajah pucat dengan kelopak mata kehitaman
3)      TD :100/60 mmHg
KETIDAKMAMPUAN UNTUK MENCERNA MAKANAN
KETIDAKSEIMBANGAN NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH
DS:
1)      Mengeluh nyeri tulang dan persendian yang tidak pernah sembuh.
2)      Sulit tidur
3)      Tidak nafsu makan
DO:
1)      Pemeriksaan BMP menunjukkan adanya sel blast yang berlebihan




PROSES PENYAKIT
NYERI KRONIS
DS:
1)      Mudah lelah walaupun hanya berjalan ke kamar mandi
DO:
1)      Penampilan tubuhnya lemah

KELEMAHAN UMUM
INTOLERAN AKTIFITAS
DS:
1)      Anak mengatakan malu karena sejak pemberian terapi cytostatika rambutnya mudah rontok sehingga sering menutupi kepalanya dengan selimut.
2)      Sulit tidur

DO:
1)      T: 380C
2)      Mengeluh nyeri tulang dan persendian yang tidak pernah sembuh

GEJALA TERKAIT PENYAKIT
GANGGUAN RASA NYAMAN
DS:
1)      Anak mengatakan malu karena sejak pemberian terapi cytostatika rambutnya mudah rontok sehingga sering menutupi kepalanya dengan selimut.
2)      Gusi berdarah
3)      Sulit tidur
DO:
1)      Penampilan tubuhnya lemah
2)      Wajah pucat dengan kelopak mata kehitaman
3)      Terdapat petchiae pada kulit tangan dan leher


TERAPI PENYAKIT
GANGGUAN CITRA TUBUH
Prioritas:
1)      NYERI KRONIS (1)
2)      HIPERTERMI  (2)
3)      KETIDAKSEIMBANGAN NUTRISI KURANG DR KEBUTUHAN TUBUH (3)
4)      RESIKO INFEKSI
5)      INTOLERAN AKTIFITAS
6)      GANGGUAN RASA NYAMAN
7)      GANGGUAN CITRA TUBUH

NCP:
No
Diagnosa
Tujuan
Intervensi
Rasional
1.
NYERI KRONIS b.d. PROSES PENYAKIT

Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam pasien diharapkan nyeri berkurang pada level 2
Dengan criteria hasil
1)      Pain level (2102)
-          Melaporkan nyeri berkurang (3)
-          Ekspresi muka (3)
-          Muntah berkurang (4)
-          Intoleransi makanan (4)
-          Mampu mengenali nyeri (3)
-          Nyeri yang berlanjut (3)
-          Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri (3)
1) Pain managemen (1400)
A. Mengeksplorasi   pengetahuan pasien dan keyakinan rasa nyeri pasien.
B. Ajarkan prinsip-prinsip manajemen nyeri
C. Kaji data nyeri secara komprehensif
D. Berikan info tentang penyebab nyeri, berapa lama akan berlangsung, dan ketidaknyamanan
E. Bina hubungan saling percaya
F. Gunakan strategi komunikasi teraupetik untuk mengkaji riwayat dan respon terhadap nyeri dengan menyampaikan respon pasien untuk rasa sakit.
G. Gunakan kontrol nyeri sebelum nyeri datang (kambuh)
H. Eksplorasikan dengan pasien faktor yang mempengaruhi atau memperburuk nyeri
I.   Dorong penggunaan obat penghilang rasa sakit yang memadai
J. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
K. Eksplorasikan pengetahuan pasien dan kepercayaan tentang rasa nyeri
L. Kurangi faktor presipitasi nyeri
M. Monitor tanda-tanda vital sebelum dan sesudah pemberian analgetik
N. Monitor kepuasan pasien dengan manajemen nyeri pada selang waktu tertentu.
O. pertimbangkan sumber dan jenis nyeri ketika memilih strategi pereda nyeri
P. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya untuk lakukan teknik pengurangan nyeri non farmakologis yang tepat dan benar.
1) Pain managemen (1400)
A. Untuk mengetahui tingkat nyeri pasien
B. Untuk mengetahui tingkat nyeri klien.
C. Untuk mengetahui lokasi nyeri dan kedalaman nyeri secara keseluruhan.
D. Untuk mengetahui respon pasien terhadap ketidaknyamanan.
E.  agar terjalin komunikasi yang teraupetik.
F. Agar pasien lebih terbuka dalam mengungkapkan rasa nyeri.
G. Agar pasien mengetahui cara mengatasi nyeri
H. Untuk mengetahui tingkatan skala nyeri
I.  Untuk mengurangi respon nyeri
J.  Untuk mengurangi rasa nyeri
Q. Agar rasa nyeri lebih Kurangi faktor atau yang memicu atau meningkatkan nyeri seperti ketakutan, kelelahan, kebosanan, dan kurang pengetahuan.
K. teratasi
L. Agar dapat mengontrol tingkatan nyeri
M. Untuk mengetahui berapa nyeri yang dialami pasien.
N. Untuk mengetahui efek samping dari pemberian obat analgetik
O. Untuk mengetahui perubahan skala nyeri pasien.
P. Untuk ketepatan dalam pemberian tindakan dan perawatan.
Q. Untuk mengganti obat analgesik.
2.
HIPERTERMI b.d PENYAKIT LEUKIMIA
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan suhu pasien dalam batas normal dengan kriteria hasil :
1) thermogulation (0800)
A. Nadi dalam batas normal (4)
B. Suhu tubuh dalam batas normal (3)
C. Respirasi dalam batas normal (4)
D. Tidak terjadi dehidrasi (3)
E. Penurunan suhu kulit (4)

1)Temperatur regulation (3900)
A.  Monitor temperatur setiap 2 jam
B.  Monitor warna kulit dan suhu.
C.  Berikan antipiretik sesuai anjuran.
D.  Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya kehangatan pasien.
E.   Monitor tanda dan gejala hipertermi dan hipotermi.
F.   Tingkatkan intake cairan dan nutrisi.
G.  Monitor TD, nadi, dan respirasi.

1)Temperatur regulation (3900)
A. Untuk menghindari adanya peningkatan suhu tubuh.
B. Untuk mengetahui tingkat kenyamanan pasien.
C. Untuk menurunkan demam.
D. Untuk menjaga kenormalan suhu tubuh.
E. Untuk mengetahui terjadinya hipertermi.
F. Untuk mengukur keefektifan nutrisi dan cairan.
G. Untuk mengetahui perubahan tanda-tanda vital.


IMPLEMENTASI
NO
Hari, tgl/waktu
Diagnosa
Implementasi
y1
Kamis, 19 Desember 2013
Jam 08.00-14.00










Jum’at, 20 desember 2013
Jam 14.00-20.00


Jam  Sabtu,  21 Desember 2013
08.00-14.00 wib






NYERI KRONIS b.d. PROSES PENYAKIT
·   Membina hubungan saling percaya
·   Mengkaji data nyeri secara komprehensif
·   Memberikan info tentang penyebab nyeri, berapa lama akan berlangsung, dan ketidaknyamanan
·   Mengeksplorasikan dengan pasien faktor yang mempengaruhi atau memperburuk nyeri
·   Mengurangi faktor atau yang memicu atau meningkatkan nyeri seperti ketakutan, kelelahan, kebosanan, dan kurang pengetahuan.
·   Mengkolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya untuk lakukan teknik pengurangan nyeri non farmakologis yang tepat dan benar.







·   Membina hubungan saling percaya
·   Mengeksplorasi   pengetahuan pasien dan keyakinan rasa nyeri pasien.
·   Mengajarkan prinsip-prinsip manajemen nyeri
·   Dorong penggunaan obat penghilang rasa sakit yang memadai
·   Monitor kepuasan pasien dengan manajemen nyeri pada selang waktu tertentu.
·   Membina hubungan saling percaya
·   Melakukan ttv
·   Menanyakan seberapa jauh pasien mampu mempraktekkan tekhnik manajemen nyeri
·   Memotivasi pasien untuk tekhnik relaksasi
·   Memonitor dosis obat penghilang rasa nyeri  yang dianjurkan

2
Kamis, 19 Desember 2013
Jam 08.00-14.00




Jum’at, 20 desember 2013
Jam 14.00-20.00
Sabtu,  21 Desember 2013
08.00-14.00 wib



HIPERTERMI b.d PENYAKIT LEUKIMIA
·      Memonitor TD, nadi, dan respirasi.
·      Memonitor temperatur setiap 2 jam.
·      Memonitor tanda gejala hipertermi dan hipotermi.
·      Menyelimuti pasien untuk mencegah hilangnya kehangatan pasien.




·   Membina hubungan saling percaya
·   Memonitor temperatur setiap 2 jam
·   Menanyakan seberapa jauh pasien mampu mempraktekkan tekhnik manajemen nyeri

·      Membina hubungan saling percaya
·      Memonitor temperatur setiap 2 jam
·      Memonitor tanda dan gejala hipertermi dan hipotermi


MANAJEMEN ANAK USIA SEKOLAH

1.      Pengertian       Anak   usia      sekolah
Anak usia sekolah adalah anak yang memiliki umur 6 sampai 12 tahun yang masih duduk di sekolah dasar dari kelas 1 sampai kelas 6 dan perkembangan sesuai usianya. Anak usia sekolah adalah anak dengan usia 7 sampai 15 tahun (termasuk anak cacat) yang menjadi sasaran program wajib belajar pendidikan 9 tahun.(www.gn-ota,or.id).
a.       Tahap perkembangan anak usia sekolah
a. Aspek fisik
Kecerdasan perkembangan secara pesat,berpikir makin logis dan kritis fantasis semakin kuat sehingga sering kali terjadi konflik sendiri, penuh dengan cita – cita.
b.   Aspek         sosial
Mengejar tugas – tugas sekolah bermotivasi untuk belajar, namun masih memiliki kecenderungan untuk kurang hati – hati dan berhati – hati.
c.    Aspek         kognitif
Anak bermain dalam kelompok dengan aturan kelompok (kerja sama). Anak termotivasi dan mengerti hal – hal sistematik.
2.      Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia Sekolah
Pengertian tumbuh kembang anak sebenarnya mencakup 2 hal kondisi yang berbeda tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan adalah berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran dan dimensi tingkat sel, organ maupun individu yang bisa diukur dengan ukuran berat, ukuran panjang, umur tulang dan keseimbangan metabolik.
3.      Bermain
Bermain dianggap sangat penting untuk perkembangan fisik dan fisiologis karena selama bermain anak mengembangkan berbagai keterampilan social sehingga memungkinkannya untuk menikmati keanggotaan kelompok dalam masyarakat anak-anak. Bentuk permainan yang sering diminati pada usia ini :
a.    Bermain konstruktif  membuat sesuatu hanya untuk bersenang-senang saja tanpa memikirkan manfaatnya, seperti menggambar, melukis, dan membentuk sesuatu.
b.   Menjelajah : ingin bermain jauh dari lingkungan rumah.
c.    Mengumpulkan :  benda-benda yang menarik perhatian dan minatnya, membawa benda ke rumah, menyimpan dalam laci, dan tidak memperlihatkan koleksinya dalam laci.
d.   Permainan dan olahraga: cenderung ingin memainkan permainan anak besar ( bola basket dan sepak bola ) dan senang pada permainan yang bersaing.
e.    Hiburan : anak ingin maluangkan waktu untuk membaca, mendengar radio, menonton, atau melamun.
Keluarga dengan usia sekolah merupakan salah satu tahap yang mesti dilalui dan merupakan masa-masa yang sibuk bagi orang tuanya dan banyaknya keinginan yang dilakukan oleh anak-anak. Pada tahap ini tugas perkembangan keluarga, yaitu :
1)      Mensosialisasikan anak dengan lingkungannya, termasuk keberhasilan dalam belajar dan kebutuhan kelompok dengan teman sebayanya.
2)      Mempertahankan hubungan perkawinan yang harmonis.
3)      memenuhi kebutuhan kesehatan anggota keluarga (Friedman. 1998).
4.      Tugas perkembangan
·      Bermain dan belajar
·      Bersosialisasi
·      Rasa ingin tahu
·      Mandiri
·      Membentuk kelompok sebaya
·      Diperhatikan dan dipuji

5.      Tugas perawat
·      Memberikan pengalihan perhatian
·      Berikan dukungan dengan kata-kata yang komunikatif sesuai dengan usia anak
·      Berupaya untuk menjadi teman dan orang tua
·      Berpenampilan yang menarik
·      Menghibur anak dengan aneka mainan yang tidak membahayakan
·      Membuat permainan seperti mengadakan lomba makan untuk ketertarikan selera  makan.
·      Menghiasi ruangan sesuai dengan ruang anak
·      Memberikan pilihan yang sesuai
·      Memberikan edukasi berupa cerita, permainan supaya anak mengetahui tentang penyakitnya dan bahayanya sehingga anak mau menjaga kesehatannya, pola makan, kebersihan, dan gaya hidup biasanya menjadi lebih baik.
·      Memberikan penghargaan untuk hal-hal yang dilakukan dengan baik.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar