MAKALAH
TUTOR KEPERAWATAN ANAK
“ASUHAN
KEPERAWATAN PADA ANAK LEUKIMIA”
DOSEN
PEMBIMBING :
Ibu Yuni Kurniasih
Disusun
oleh :
1) Ayu Fiaka Dhin (201110201075)
2) Desy Kusuwardani (201110201080)
3) Dini Anggraini (201110201085)
4) Eva Aryandini (201110201090)
5) Hera Nur Febriastuti (201110201095)
6) Intan Pramuni (201110201100)
7) Lia Fitari (201110201105)
8) Nida Hidayati (201110201111)
9) Novia Rizki (201110201116)
10)
Rahmat
Hidayat (201110201121)
11)
Sari
Apriliyani (201110201126)
12)
Sulistiyani
(201110201131)
13)
Titis Puspita
Wardani (201110201136)
14)
Widia
Astuti (201110201141)
PROGRAM
STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
TA.
2012-2013
SKENARIO 4
Tujuan
Kompetensi:
Setelah
mendiskusikan kasus pada scenario 4, mahasiswa mampu melakukan asuhan
keperawatan pada anak leukemia sampai tahap perencanaan dengan pendekatan
proses keperawatan.
Kasus.
Seorang anak perempuan
berusia 10 tahun dirawat di RS sejak dua bulan yang lalu. Hasil pemeriksaan
yang dilakukan hari ini : penampilan tubuhnya tampak lemah, wajah pucat dengan
kelopak mata kehitaman, terdapat petchiae
pada kulit tangan dan leher, badan terasa panas, pilek, mengeluh nyeri
tulang dan persendian yang tidak pernah sembuh, gusi berdarah, tidak nafsu
makan, mudah mual dan muntah, mudah lelah walaupun hanya berjalan ke kamar
mandi, sulit tidur, Turgor kulit kembali 1 detik. Hasil pemeriksaan vital sign
: T: 380 C, N:80 x/m, TD: 110/60 mmHg, BB: 25 kg, TB :137 cm. Hasil
pemeriksaan darah tepi menunjukkan : Hb: 6,2 gr/dl, Hematokrit : 25 %,
Eritrosit : 3,05 x106/uL, Trombosit :9500/mm3, Leukosit :
8500/uL. Hasil pemeriksaan Bone Marrow Punction (BMP) menunjukkan adanya sel
blast yang
berlebihan. Terapi medis yang diberikan saat ini : pemberian cairan intravena
RL :RD :NaCl (1:1:1) 30 tetes/menit (microdrip), tranfusi darah 16 tetes/menit
(2 kolf), kortison 2x5 mg dan sitostatika berupa Metotrexat sesuai anjuran.
Diagnosis medis : Acute Limphoblastic Leukima. Anak dirawat diruang isolasi,
hanya boleh ditunggui oleh orang tuanya, anak mengatakan malu karena sejak
pemberian terapi cytostatika rambutnya mudah rontok sehingga sering menutupi
kepalanya dengan selimut. Selama di rumah sakit anak tampak
rajin berdoa dibimbing orang tua untuk kesembuhannya
Tugas:
Diskusikan
dan lakukan analisis terhadap kasus diatas untuk merencanakan asuhan
keperawatannya menggunakan pendekatan proses keperawatan.
Skenario 4
“ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK LEUKIMIA”
A.
Kata
sulit
1) Acute
lymphoblastic leukemia

Dapat
mencegah produksi sel darah merah yang normal.
2) Petchiae

3) Terapi
cytostatika

4) Sel
blast

5) BMP

6) Ruang
isolasi

B. RUMUSAN
MASALAH
1. Mahasiswa
mampu mengenali masalah
2. Mahasiswa
mampu mengidentifikasi data fokus
3. Mahasiswa
mampu menganalisis data
4. Mahasiswa
mampu menemukan diagnosa keperawatan yang muncul pada
kasus
5. Mahasiswa
mampu menentukan prioritas masalah
6. Mahasiswa
mampu membuat perencanaan merujuk pada NIC dan NOC
7. Mahasiswa
mampu menentukan manajemen keperawatan sesuai dengan
tingkat usia
C. PENGKAJIAN
Nama : Anak Y
Umur : 10 tahun
Agama : Islam
Tgl
masuk RS : -
DATA
FOKUS
DS
|
DO
|
1)
Anak mengatakan malu karena sejak pemberian
terapi cytostatika rambutnya mudah rontok sehingga sering menutupi kepalanya
dengan selimut.
2)
Mengeluh nyeri tulang dan persendian yang tidak pernah sembuh.
3)
Gusi sering berdarah
4)
Tidak nafsu makan
5)
Mudah mual dan muntah
6)
Mudah lelah walaupun hanya berjalan ke kamar
mandi
7)
Sulit tidur
|
1) Penampilan
tubuhnya lemah
2) Wajah
pucat dengan kelopak mata kehitaman
3) Terdapat
petchiae pada kulit tangan dan leher
4) Badan teraba panas
5) Pilek
6) Turgor
kulit kembali 1 detik
7) T: 380
C
8) N:80
x/m
9) TD:
110/60 mmHg
10) BB: 25
kg
11) Hb:
6,2 gr/dl
12) Hematokrit
: 25 %
13) Eritrosit
: 3,05 x106/uL
14) Trombosit
:9500/mm3
15) Leukosit
: 8500/uL
16) Pemeriksaan
BMP menunjukkan adanya sel blast yang
berlebihan
17) Anak
tampak rajin berdoa dibimbing ortu untuk kesembuhannya
|
ANALISA DATA
DATA
|
ETIOLOGI
|
PROBLEM
|
DS :
1) Anak
mengatakan malu karena sejak pemberian terapi cytostatika rambutnya mudah
rontok sehingga sering menutupi kepalanya dengan
selimut.
2) Mengeluh
nyeri tulang dan persendian yang
tidak pernah sembuh.
3) Gusi
sering berdarah
4) Mudah
lelah walaupun hanya berjalan ke kamar mandi
DO:
1) Hb:
6,2 gr/dl
2) Hematokrit
: 25 %
3) Eritrosit
: 3,05 x106
4) Trombosit
:9500
5) Leukosit
: 8500
6) Pemeriksaan
BMP menunjukkan adanya sel blast yang
berlebihan
|
PENURUNAN DAYA TAHAN TUBUH
|
RESIKO INFEKSI
|
DS:
1) Anak
mengatakan malu karena sejak pemberian terapi cytostatika rambutnya mudah
rontok sehingga sering menutupi kepalanya dengan
selimut.
2) Mengeluh
nyeri tulang dan persendian yang
tidak pernah sembuh.
3) Gusi
sering berdarah
DO:
1) Wajah
pucat dengan kelopak mata kehitaman
2) Terdapat
petchiae pada kulit
tangan dan leher
3) Badan
teraba panas
4) T: 380C
|
PENYAKIT LEUKIMIA
|
HIPERTERMI
|
DS:
1) Tidak
nafsu makan
2) Mudah
mual dan muntah
DO:
1) Penampilan
tubuhnya lemah
2) Wajah
pucat dengan kelopak mata kehitaman
3) TD
:100/60 mmHg
|
KETIDAKMAMPUAN UNTUK MENCERNA MAKANAN
|
KETIDAKSEIMBANGAN NUTRISI KURANG DARI
KEBUTUHAN TUBUH
|
DS:
1) Mengeluh
nyeri tulang dan persendian yang
tidak pernah sembuh.
2) Sulit
tidur
3) Tidak
nafsu makan
DO:
1) Pemeriksaan
BMP menunjukkan adanya sel blast yang
berlebihan
|
PROSES PENYAKIT
|
NYERI KRONIS
|
DS:
1) Mudah
lelah walaupun hanya berjalan ke kamar mandi
DO:
1) Penampilan
tubuhnya lemah
|
KELEMAHAN UMUM
|
INTOLERAN AKTIFITAS
|
DS:
1) Anak
mengatakan malu karena sejak pemberian terapi cytostatika rambutnya mudah
rontok sehingga sering menutupi kepalanya dengan
selimut.
2)
Sulit tidur
DO:
1)
T: 380C
2)
Mengeluh nyeri tulang dan persendian yang tidak pernah sembuh
|
GEJALA TERKAIT PENYAKIT
|
GANGGUAN RASA NYAMAN
|
DS:
1) Anak
mengatakan malu karena sejak pemberian terapi cytostatika rambutnya mudah
rontok sehingga sering menutupi kepalanya dengan
selimut.
2)
Gusi berdarah
3)
Sulit tidur
DO:
1) Penampilan
tubuhnya lemah
2) Wajah
pucat dengan kelopak mata kehitaman
3) Terdapat
petchiae pada kulit tangan dan leher
|
TERAPI PENYAKIT
|
GANGGUAN CITRA TUBUH
|
Prioritas:
1)
NYERI
KRONIS (1)
2)
HIPERTERMI (2)
3)
KETIDAKSEIMBANGAN
NUTRISI KURANG DR KEBUTUHAN TUBUH (3)
4) RESIKO
INFEKSI
5) INTOLERAN
AKTIFITAS
6) GANGGUAN
RASA NYAMAN
7) GANGGUAN
CITRA TUBUH
NCP:
No
|
Diagnosa
|
Tujuan
|
Intervensi
|
Rasional
|
1.
|
NYERI KRONIS b.d.
PROSES PENYAKIT
|
Setelah dilakukan asuhan
keperawatan selama 3x24 jam pasien diharapkan nyeri berkurang pada level 2
Dengan criteria hasil
1) Pain
level (2102)
-
Melaporkan nyeri berkurang (3)
-
Ekspresi muka (3)
-
Muntah berkurang (4)
-
Intoleransi makanan (4)
-
Mampu mengenali nyeri (3)
-
Nyeri yang berlanjut (3)
-
Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan
menggunakan manajemen nyeri (3)
|
1) Pain
managemen (1400)
A. Mengeksplorasi
pengetahuan pasien dan keyakinan rasa nyeri pasien.
B. Ajarkan prinsip-prinsip manajemen nyeri
C. Kaji data nyeri secara komprehensif
D. Berikan info tentang penyebab nyeri, berapa lama akan
berlangsung, dan ketidaknyamanan
E. Bina hubungan saling percaya
F. Gunakan strategi komunikasi teraupetik untuk mengkaji
riwayat dan respon terhadap nyeri dengan menyampaikan respon pasien untuk
rasa sakit.
G. Gunakan kontrol nyeri sebelum nyeri datang (kambuh)
H. Eksplorasikan dengan pasien faktor yang mempengaruhi
atau memperburuk nyeri
I. Dorong
penggunaan obat penghilang rasa sakit yang memadai
J. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
K. Eksplorasikan pengetahuan pasien dan kepercayaan
tentang rasa nyeri
L. Kurangi faktor presipitasi nyeri
M. Monitor tanda-tanda vital sebelum dan sesudah pemberian
analgetik
N. Monitor kepuasan pasien dengan manajemen nyeri pada
selang waktu tertentu.
O. pertimbangkan sumber dan jenis nyeri ketika memilih
strategi pereda nyeri
P. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya untuk
lakukan teknik pengurangan nyeri non farmakologis yang tepat dan benar.
|
1) Pain managemen (1400)
A. Untuk mengetahui tingkat nyeri pasien
B. Untuk mengetahui tingkat nyeri klien.
C. Untuk mengetahui lokasi nyeri dan kedalaman nyeri
secara keseluruhan.
D. Untuk mengetahui respon pasien terhadap
ketidaknyamanan.
E. agar terjalin
komunikasi yang teraupetik.
F. Agar pasien lebih terbuka dalam mengungkapkan rasa
nyeri.
G. Agar pasien mengetahui cara mengatasi nyeri
H. Untuk mengetahui tingkatan skala nyeri
I. Untuk mengurangi
respon nyeri
J. Untuk mengurangi
rasa nyeri
Q. Agar rasa nyeri lebih Kurangi faktor atau yang memicu
atau meningkatkan nyeri seperti ketakutan, kelelahan, kebosanan, dan kurang
pengetahuan.
K. teratasi
L. Agar dapat mengontrol tingkatan nyeri
M. Untuk mengetahui berapa nyeri yang dialami pasien.
N. Untuk mengetahui efek samping dari pemberian obat
analgetik
O. Untuk mengetahui perubahan skala nyeri pasien.
P. Untuk ketepatan dalam pemberian tindakan dan perawatan.
Q. Untuk mengganti obat analgesik.
|
2.
|
HIPERTERMI b.d PENYAKIT
LEUKIMIA
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam
diharapkan suhu pasien dalam batas normal dengan kriteria hasil :
1) thermogulation (0800)
A. Nadi dalam batas normal (4)
B. Suhu tubuh dalam batas normal (3)
C. Respirasi dalam batas normal (4)
D. Tidak terjadi dehidrasi (3)
E. Penurunan suhu kulit (4)
|
1)Temperatur regulation (3900)
A. Monitor temperatur setiap 2 jam
B. Monitor warna kulit dan suhu.
C. Berikan antipiretik sesuai anjuran.
D. Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya kehangatan
pasien.
E.
Monitor
tanda dan gejala hipertermi dan hipotermi.
F.
Tingkatkan
intake cairan dan nutrisi.
G. Monitor TD, nadi, dan respirasi.
|
1)Temperatur regulation (3900)
A. Untuk menghindari adanya peningkatan suhu tubuh.
B. Untuk mengetahui tingkat kenyamanan pasien.
C. Untuk menurunkan demam.
D. Untuk menjaga kenormalan suhu tubuh.
E. Untuk mengetahui terjadinya hipertermi.
F. Untuk mengukur keefektifan nutrisi dan cairan.
G. Untuk mengetahui perubahan tanda-tanda vital.
|
IMPLEMENTASI
NO
|
Hari, tgl/waktu
|
Diagnosa
|
Implementasi
|
y1
|
Kamis,
19 Desember 2013
Jam
08.00-14.00
Jum’at, 20 desember 2013
Jam 14.00-20.00
Jam Sabtu,
21 Desember 2013
08.00-14.00
wib
|
NYERI KRONIS b.d. PROSES PENYAKIT
|
·
Membina
hubungan saling percaya
·
Mengkaji
data nyeri secara komprehensif
·
Memberikan
info tentang penyebab nyeri, berapa lama akan berlangsung, dan
ketidaknyamanan
·
Mengeksplorasikan
dengan pasien faktor yang mempengaruhi atau memperburuk nyeri
·
Mengurangi
faktor atau yang memicu atau meningkatkan nyeri seperti ketakutan, kelelahan,
kebosanan, dan kurang pengetahuan.
·
Mengkolaborasi
dengan tenaga kesehatan lainnya untuk lakukan teknik pengurangan nyeri non
farmakologis yang tepat dan benar.
·
Membina
hubungan saling percaya
·
Mengeksplorasi pengetahuan pasien dan keyakinan rasa
nyeri pasien.
·
Mengajarkan
prinsip-prinsip manajemen nyeri
·
Dorong
penggunaan obat penghilang rasa sakit yang memadai
·
Monitor
kepuasan pasien dengan manajemen nyeri pada selang waktu tertentu.
·
Membina
hubungan saling percaya
·
Melakukan
ttv
·
Menanyakan
seberapa jauh pasien mampu mempraktekkan tekhnik manajemen nyeri
·
Memotivasi
pasien untuk tekhnik relaksasi
·
Memonitor
dosis obat penghilang rasa nyeri yang
dianjurkan
|
2
|
Kamis,
19 Desember 2013
Jam
08.00-14.00
Jum’at, 20 desember 2013
Jam 14.00-20.00
Sabtu, 21 Desember 2013
08.00-14.00
wib
|
HIPERTERMI
b.d PENYAKIT LEUKIMIA
|
·
Memonitor
TD, nadi, dan respirasi.
·
Memonitor
temperatur setiap 2 jam.
·
Memonitor
tanda gejala hipertermi dan hipotermi.
·
Menyelimuti
pasien untuk mencegah hilangnya kehangatan pasien.
·
Membina
hubungan saling percaya
·
Memonitor
temperatur setiap 2 jam
·
Menanyakan
seberapa jauh pasien mampu mempraktekkan tekhnik manajemen nyeri
·
Membina
hubungan saling percaya
·
Memonitor
temperatur setiap 2 jam
·
Memonitor
tanda dan gejala hipertermi dan hipotermi
|
MANAJEMEN ANAK USIA
SEKOLAH
1. Pengertian Anak usia sekolah
Anak usia sekolah adalah anak yang memiliki umur 6 sampai 12 tahun yang masih duduk di sekolah dasar dari kelas 1 sampai kelas 6 dan perkembangan sesuai usianya. Anak usia sekolah adalah anak dengan usia 7 sampai 15 tahun (termasuk anak cacat) yang menjadi sasaran program wajib belajar pendidikan 9 tahun.(www.gn-ota,or.id).
Anak usia sekolah adalah anak yang memiliki umur 6 sampai 12 tahun yang masih duduk di sekolah dasar dari kelas 1 sampai kelas 6 dan perkembangan sesuai usianya. Anak usia sekolah adalah anak dengan usia 7 sampai 15 tahun (termasuk anak cacat) yang menjadi sasaran program wajib belajar pendidikan 9 tahun.(www.gn-ota,or.id).
a. Tahap
perkembangan anak usia sekolah
a. Aspek fisik
a. Aspek fisik
Kecerdasan perkembangan
secara pesat,berpikir makin logis dan kritis fantasis semakin kuat sehingga
sering kali terjadi konflik sendiri, penuh dengan cita – cita.
b. Aspek sosial
Mengejar tugas – tugas sekolah bermotivasi untuk belajar, namun masih memiliki kecenderungan untuk kurang hati – hati dan berhati – hati.
Mengejar tugas – tugas sekolah bermotivasi untuk belajar, namun masih memiliki kecenderungan untuk kurang hati – hati dan berhati – hati.
c. Aspek kognitif
Anak bermain dalam kelompok dengan aturan kelompok (kerja sama). Anak termotivasi dan mengerti hal – hal sistematik.
Anak bermain dalam kelompok dengan aturan kelompok (kerja sama). Anak termotivasi dan mengerti hal – hal sistematik.
2.
Pertumbuhan
dan Perkembangan Anak Usia Sekolah
Pengertian tumbuh kembang anak sebenarnya
mencakup 2 hal kondisi yang berbeda tetapi saling berkaitan dan sulit
dipisahkan yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan adalah berkaitan
dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran dan dimensi tingkat sel,
organ maupun individu yang bisa diukur dengan ukuran berat, ukuran panjang,
umur tulang dan keseimbangan metabolik.
3. Bermain
Bermain dianggap sangat penting untuk
perkembangan fisik dan fisiologis karena selama bermain anak mengembangkan
berbagai keterampilan social sehingga memungkinkannya untuk menikmati
keanggotaan kelompok dalam masyarakat anak-anak. Bentuk permainan yang sering
diminati pada usia ini :
a. Bermain konstruktif membuat sesuatu
hanya untuk bersenang-senang saja tanpa memikirkan manfaatnya, seperti
menggambar, melukis, dan membentuk sesuatu.
b. Menjelajah : ingin bermain jauh dari
lingkungan rumah.
c. Mengumpulkan : benda-benda
yang menarik perhatian dan minatnya, membawa benda ke rumah, menyimpan dalam
laci, dan tidak memperlihatkan koleksinya dalam laci.
d. Permainan dan olahraga: cenderung ingin memainkan
permainan anak besar ( bola basket dan sepak bola ) dan senang pada permainan
yang bersaing.
e. Hiburan : anak ingin maluangkan
waktu untuk membaca, mendengar radio, menonton, atau melamun.
Keluarga dengan usia sekolah merupakan salah satu
tahap yang mesti dilalui dan merupakan masa-masa yang sibuk bagi orang tuanya
dan banyaknya keinginan yang dilakukan oleh anak-anak. Pada tahap ini tugas
perkembangan keluarga, yaitu :
1) Mensosialisasikan anak
dengan lingkungannya, termasuk keberhasilan dalam belajar dan kebutuhan
kelompok dengan teman sebayanya.
2) Mempertahankan hubungan
perkawinan yang harmonis.
3) memenuhi kebutuhan kesehatan anggota keluarga
(Friedman. 1998).
4.
Tugas perkembangan
·
Bermain
dan belajar
·
Bersosialisasi
·
Rasa
ingin tahu
·
Mandiri
·
Membentuk
kelompok sebaya
·
Diperhatikan
dan dipuji
5.
Tugas
perawat
·
Memberikan
pengalihan perhatian
·
Berikan
dukungan dengan kata-kata yang komunikatif sesuai dengan usia anak
·
Berupaya
untuk menjadi teman dan orang tua
·
Berpenampilan
yang menarik
·
Menghibur
anak dengan aneka mainan yang tidak membahayakan
·
Membuat
permainan seperti mengadakan lomba makan untuk ketertarikan selera makan.
·
Menghiasi
ruangan sesuai dengan ruang anak
·
Memberikan
pilihan yang sesuai
·
Memberikan
edukasi berupa cerita, permainan supaya anak mengetahui tentang penyakitnya dan
bahayanya sehingga anak mau menjaga kesehatannya, pola makan, kebersihan, dan
gaya hidup biasanya menjadi lebih baik.
·
Memberikan
penghargaan untuk hal-hal yang dilakukan dengan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar