BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Rancangan
Peneliti
Jenis penelitian ini adalah
Kuantitatif dengan desain Quasi
Eksperiment dengan rancangan pre test
post test dengan pendekatan one
group pre and post test design yaitu mengetahui pengaruh terapi yoga
terhadap lingkar perut dan IMT pada usia 25-40 di desa pahtok Yogyakarta.
Perbedaan
kedua hasil pengukuran dianggap sebagai efek perlakuan. Adanya efek maturasi
pada subyek dan kondisi lain yang berpengaruh terhadap validitas internal dan
eksternal merupakan kelemahan desain ini. Rancangan ini merupakan desain eksperimen yang paling lemah
karena hanya sedikit sumber invaliditas yang dapat dikendalikan. Rancangan ini dapat digambarkan sebagai
berikut :
Pre-test
|
Perlakuan
|
Post-test
|
O1
|
X
|
O2
|
Pola :
Kelompok
eksperiment
Keterangan
:
O1
: lingkar perut dan IMT sebelum dilakukan terapi senam yoga (ashtanga)
X : perlakuan / terapi senam yoga
O2
: nilai Lingkar perut dan IMT setelah dilakukan terapi: senam yoga (Ashtanga)
B.
Variabel
Peneliti
Variabel
penelitian yang digunakan sebagai ciri, sifat, dan ukuran yang dimiliki atau
didapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu konsep pengertian tertentu. Variabel
dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas (independent) dan
variabel terikat (dependent).
1.
Variabel
bebas (Independent Variable) : Senam
Yoga (Ashtanga).
2.
Variabel
terikat (Dependent Variable) :
Nilai Lingkar Perut dan Indeks Massa Tubuh (IMT).
3.
Variabel
pengganggu
a.
Gaya
hidup
Tidak dikendalikan karena peneliti tidak dapat
mengendalikan perilaku gaya hidup setiap orang.
b.
Pola
makan
Tidak dikendalikan karena peneliti tidak
dapat mengendalikan pola waktu seseorang untuk setiap harinya.
c.
Aktivitas
olahraga
Dikendalikan dengan memilih responden yang
masih aktif dalam aktivitas olahraga dirumah maupun di tempat lain
d.
Jadwal makan
Tidak dikendalikan
Karen peneliti tidak dapat dikendalikan dengan jadwa makan setiap orang.
C.
Skema
hubungan Atara Variabel
Variabel
pengganggu
1.
Gaya hidup
2.
Pola makan
3.
Aktivitas
olahraga
4.
Jadwal makan
|
Variabel bebas
Terapi yoga (Ashtanga)
|
Variabel terikat
Lingkar Perut dan IMT
|
D.
Defenisi
Operasional
1.
Yoga (Ashtanga)
Gerakan yoga dilakukan dengan progresif dan
tarsus-menerus dengan adanya serangkaian yoga proses yang dapat meningkatkan
stamina, menurunkan berat badan, serta menguatkan otot perut. Latihan yoga (Ashtanga) yang dilakukan 1 kali sehari dengan durasi
30 menit selama 2 minggu dengan gerakan yang sudah ditentukan. Aspek yang
meliputi terapi yoga menggunakan alat ukur lembar obsevasi dengan
cara observasi yang dilakukan oleh
peneliti.
2.
Pengertian
IMT dan lingkar perut adalah indikator untuk penampisan berat badan dan
kegemukn, sama-sama menggunakan pengukuran antropometrik. Selai itu lingkar
perut dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya obesitas abdominalsentral. Alat
ukur yang yang digunakan dalam peneliti berupa timbangan, meteran, pita meteran
dan kuesioner dengan menukur BB, TB, dan
pengukuran lingkar perut responden dan diisi pada format yang telah disediakan
sesui hasil pengukuran antropometrik. IMT di ukur menggunakan rumus
BB(KG)/TB(m2) dengan skala interval seperti
<17,0=
BB kurang,
18,5-22,9=
BB Normal
23-24,9= BB Gemuk.
Dan untuk pengukuran lingkar perut
menggunakan pita sentimete menggunakan skala interval dengan normal untuk wanita jika lebih dari 70cm-80 cm dan lebih dari 80cm-90cm untuk pria.
E.
Populasi
dan Sampel
1.
Populasi
Populasi adalah kumpulan dari semua elemen yang sedang di
pelajari dan yang dari padanya akan di ambil kesimpulan tertentu (Singgih
Santoso, 2003 dalam buku sunyoto 2012). Populasi dalam penelitian berjumlah 50
orang yang mengikti sanggar di desa phatok Yogyakarta.
2.
Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi, bisa
sebagian dari populasi namun tidak semua elemen populasi (Singgih Santoso, 2003 dalam buku sunyoto
2012). Tehnik sampel yang digunakan adalah total sample (total sampling), yakni tekhnik penentuan sampel bila semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel. Sampel yang dipakai adalah yang melakukan
senam yoga di sanggar yang dibatasi berdasarkan kriteria inklusi.
a.
Kriteria
Inklusi
1)
Kelompok
masyarakar yang melakukan yoga di sanggar Sartika.
2)
Bersedia
menjadi responden.
3)
Umur
25-40
a.
Kriteria
Eksklusi
1)
Responden
yang sedang mengikuti selain terapi yoga dan yang tidak hadir saat melakukan
yoga.
2)
Usia
yang kurang dari 25
3)
Usia
yang lebih dari 40
F.
Etika
Penelitian
Masalah etika penelitian yang menggunakan
subyek manusia menjasi isu sentral yang sedang berkembang. Secara umum prinsip
etika dalam penelitian atau pengumpulan data dapat dibedakan menjadi prinsip
manfaat, prinsip menghargai subyek, dan prinsip keadilan (Nursalam, 2003).
Penelitian ini telah dirancang sesuai dengan
petunjuk dan aturan yang telah ditetapkan serta telah mendapatkan rekomendasi
dari Tim Komisi Skripsi Jurusan Keperawatan stikes Aisyiyah yogyakarta.
Peneliti mengajukan permohonan ijin kepada kelompok yang melakukan yoga
disanggar sartika desa phatok Yogyakarta
dan kepala instruksi yoga disanggar sartika desa phatok Yogyakarta tersebut untuk mendapatkan persetujuan.
Kemudian dalam penelitian menekankan pada masalah etika yang meliputi :
1.
Informed concent
Informed concent merupakan persetujuan antara peneliti dan
responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan sebelum dilakukan
penelitian. Tujuannya agar subyek mengerti maksud dan tujuan penelitian dan
tidak ada resiko untuk menjadi responden. Responden mempunyai hak untuk bebas
berpartisipasi atau menolak. Peneliti memberikan lembar persetujuan pada
responden bersedia maka responden menandatangani persetujuan menjadi peserta
penelitian. Apabila responden menolak untuk menjadi peserta penelitian maka
peneliti tidak memaksakan dan tetap menghormati hak-hak subyek penelitian.
2.
Anonymity (tanpa nama)
Untuk menjaga kerahasiaan peneliti tidak mencantumkan
nama responden, tetapi lembar tersebut diberi kode. Peneliti dalam mengisi
lembar observasi tidak menggunakan nama tetapi menggunakan kode tertentu.
3.
Confidentiality (kerahasiaan)
Responden mendapatkan jaminan kerahasiaan tentang data
yang diambil dengan cara tidak mencantumkan nama. Hal ini dilakukan untuk
menjaga kerahasiaan identitas responden, apabila responden menghendaki untuk
dirahasiakan maka peneliti tidak mencantumkan responden pada lembar observasi
pengumpulan data.
4.
Protection from discomfort : Ketidaknyamanan akibat
perlakuan penilitian tetap diantisipasi meskipun secara fisiologi, tehnik
relaksai Yoga tidak memiliki kemugkinan
efek samping yang merugukan. Pemilihan waktu, pengaturan posisi latihan
dan mempertahankan komunikasi dilakukan peneliti untuk menghindari
ketidaknyamanan fisik dan psikologi selama penderita belajar tehnik relaksasi
Yoga.
G.
Alat
dan Metode pengumpulan data
1.
Alat
Penelitian
Alat penelitian
adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data
agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik (cermat, lengkap,
sistematis) sehingga lebih mudah diolah). Alat yang digunakan untuk mengukur
tingkat
Alat-alat yang digunakan dalam pengumpulan data primer
adalah :
1.
Timbangan
injak digital (secca) untuk mengukur
berat badan, dengan ketelitian 0,1 kg.
2.
Microtoise
untuk mengukur tinggi badan, dengan ketelitian 0,1 cm
3.
Pita
Meter untuk mengukur lingkar perut perut dengan ketelitian 0,1 cm
4.
Alat
tulis menulis
5.
Computer
untuk analisa data
2.
Metode
Pengumpulan Data
Peneliti memilih
responden yang sesuai
dengan kriteria inklusi dan eksklusi.
Kemudian peneliti mengadakan pendekatan
kepada responden dan menjelaskan tujuan, manfaat dan peran serta mereka
selama penelitian. Peneliti menjamin kerahasiaan responden dan berhak
menolak menjadi responden.
Bila responden menyetujui maka peneliti
meminta responden untuk menandatangani lembar persetujuan
menjadi responden. Peneliti menjelaskan tentang
prosedur terapi bekam kering
kepada responden. Peneliti melakukan pengukuran lingkar perut dan IMT sebelum
intervensi (pretest) mencatat hasilnya.
Setelah diukur skala lingkar perut dan IMT, kemudian dilakukan terapi yoga (Ashtanga). Setelah dilakukan yoga (Ashtanga), peneliti melakukan pengukuran lingkar
perut dan IMT (posttest) kembali dan mencatat hasil pengukuran lingkar perut dan IMT responden pada lembar observasi. Peneliti akan melakukan intervensi kepada responden
sebanyak 1
kali.
H.
Metode
Pengolahan Data dan Analisa Data
1.
Pengolahan
data
Sesudah pengumpulan data dilakukan pengolah
data melalui tahapan sebagai berikut :
a.
Editing
Pada
tahap ini dilakukan pemeriksaan atau kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan
isian formulir
b. Coding (Pemberian kode)
Mengubah
data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan. Koding atau
pemberian kode ini sangat berguna dalam memasukan data (data entry).
c.
Memasukkan data atau processing
Jawaban-jawaban
dari masing-masing responden yang dalam bentuk ‘kode’ (angka atau huruf)
dimasukkan ke dalam program atau ‘software’ komputer untuk di analisis.
d.
Pembersihan data (cleaning)
Semua
data dari setiap sumber atau responden selesai dimasukkan, perlu dicek kembali
untuk melihat kemungkinan-kemungkinan kesalahan-kesalahan kode,
ketidaklengkapan, dan sebagainya kemudian dilakukan pembetulan dan koreksi
2.
Analisis
Data
Setelah dilakukan pengumpulan data, maka
komponen variabel penelitian dapat dilakukan analisis. Pada penelitian ini analisis
data dilakukan dalam 2 tahap yaitu:
a.
Analisis
Univariat
Analisis data univariat dilakukan terhadap
tiap variabel dari hasil penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan
distribusi frekuensi. Analisis univariat dalam penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui karakteristik pengkajian klien (umur, jenis kelamin, lama melakukan
yoga), mengetahui nilai lingkar perut dan IMT sebelum diberikan yoga, mengetahui
nilai lingkar perut dan IMT setelah diberikan yoga, dan mengetahui pengaruh
pemberian yoga terhadap penurunan tingkat mengetahui nilai lingkar perut dan IMT.
b.
Analisis
Bivariat
Analisis bivariat dalam penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui pengaruh terapi yoga terhadap penurunan nilai IMT
dan lingkar perut dengan melihat pre test dan post test. Analisis ini menggunakan uji statistik paired
sample t-test digunakan untuk
membandingkan mean dari suatu sampel yang berpasangan. Sampel berpasangan
adalah kelompok sampel dengan subyek yang sama namun mengalami dua perlakuan
atau pengkuran yang berbeda, dengan rumus:
`D
t
=
SD
Keterangan:
t = Nilai t hitung
`D = Rata-rata seliish pengukuran 1 dan 2
SD= Standar
deviasi pengukuran 1 dan 2
N =
Jumlah sample
I.
Validasi
dan Realibilitas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar