BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan
Teori
1. Pemeriksaan
Antropometri
Pengukuran antrometrik adalah pengukuran tentang
ukuran, berat badan, dan proporsi tubuh manusia. Pengukuran antropometrik
meliputi tinggi badan, berat badan, tebal lipatan kulit dan lengan. Beberapa
bagian tubuh seperti kepala, dada, pinggang, dan lengan adalah area pengukuran
antropometrik.
Menurut Sandjaja, dkk. (2010) Pengukuran
Antropometri adalah bidang
ilmu yang berhubungan dengan dimensi tubuh manusia. Dimensi-dimensi ini dibagi
menjadi kelompok statistika dan ukuran persentil. Sehingga peneliti bisa
menyimpulkan bahwa. Pengukuran Antropometri merupakan ilmu yang mempelajari
berbagai ukuran tubuh manusia yang meliputi pengukuran BB, TB, lingkar perut,
dengan ukuran persentil. Tujuan pengukuran antropometrik adalah
untuk mengevaluasi pertumbuhan dan
mengkaji status nutrisi dan dan ketersediaan energi di dalam tubuh. Agar
data yang dikumpulkan lengkap, sebelum melakukan pengkajian, perawat harus menyiapakan
alat ukur yang akan digunakan, memahami informasi yang hendak diperoleh serta
tujuan antropometrik (Gibney dkk, 2009).
Secara pengukuran antropometri yang sering digunakan
adalah :
a.
Tinggi badan
Pada orang dewasa dan anak balita, pengukuran tinggi
badan dilakukan dengan posisi berdiri tampa alas kaki. Sedangkan pada bayi
pengukuran tinggi badan dilakukan pada posisi berbaring. Demikian juga pada
pasien yang tidak dapat berdiri seperti pada pasien dengan cidera spinal atau
fraktur tulang belakang, pengukuran tinggi badan dilakukan pada posisi
berbaring. Tiggi badan diukur dengan menggunakan satuan sentimeter (cm) atau inci.
b. Berat
badan
Ada beberapa jenis alat ukur yang umum digunakan
untuk mengukur berat badan baik yang bekerja secara manual maupun dengan system
digital elektronik. Di Indonesia, alat ukur yang lazim digunakan adalah alat
ukur (timbangan) berat bada secara manual.
Terlepas
dari jenis alat yang digunakan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan
perawat ketika melakukan pengukuran berat badan yaitu alat dan skala alat ukur yang
digunakan harus sama setiap kali menimbang, pasien tanpa alas kaki ketika
diukur, pakaian pasien diusahakan tidak tebal dan relatif sama beratnya setiap
diukur. Selain itu, waktu dilakukan penimbangan pasien relatif sama , misalnya sebelum dan sesudah makan
siang.
Berat
badan ideal
Berat badan ideal adalah berat
badan untuk tinggi bada tertentu yang secara statistik di anggap paling tepat
untuk menjamin kesehatan dan umur panjang. Karena standar berat badan resmi
untuk Indonesia berdasarkan pertimbangan sejumlah orang yang secara statistik
memenuhi syarat belum ada, maka digunakan data yang dikumpulkan oleh Society of
Actuaries, 1959. Penilaian berat badan ideal : pertama, bila lebih dari 110%
standar dikatakan gemuk, sebaliknya bila rangka tubuh besar dan sering
berolahraga, peningkatan BB sampai 120% standar masih dianggap normal. Kedua
bila 90-110% dari BB standar adalah ideal atau normal. Ketiga, jika BB
70-90% dari standar disebut sedang (mild-moderete underweight). Dan, keempat
bila kurang 70% standar dikatakan sangat kurus (severe underweight).
c. Indeks
Massa Tubuh (IMT)
IMT adala indikator yang terutama bermanfaat untuk
penampisan berat badan dan kegemukan. IMT merupkan alat sederhana untuk
memantau status gizi orang dewasa khususnya yang berkaitan dengan kekurangan
dan kelebihan berat badan maka mempertahankan berat badan normal memungkinkan
seseorang dapat mencapai usia harapan hidup lebih panjang.
d. Lingkar
Lengan Atas
Pengukuran lingkar lengan atas dapat memberikan
kambaran dengan keadaan jaringan otao dan lapisan lemak kulit. Lingkar lengan
atas biasanya digunakan untuk mengidentifikasikan adanya malnutrisi pada
anak-anak. Pada ibu hamil lingkar lengan atas digunakan untuk memperedeksi
kemungkinan bayi yang dlahirkannya memeiliki berat badan lahir yang rendah
e. Lingkar
Pinggang
Tujuan pengukuran lingkar pinggang dan panggul
adalah untuk mengetahui bahwa anda beresiko tinggi terkena penyakit diabetes
tipe II, kolestrol tinggi yang tak terkontrol, tekanan darah tinggi, dan
penyakit jantug. Ukuran lingkar pinggang yang aman adalah kurang dari 90 cm,
sedangkan wanita, kurang dari 80 cm. lebih dari angka itu, artinya perut anda
kelebihan lemak.
Rasio Lingkar Pinggang-pinggul
Rasio
lingkar pinggang dan pinggul adalah cara penilaian obesitas terbaik utuk
mengukur resiko serangan jantung. Rasio lingkar pinggang pinggul dikalkulasikan
dengan membagi ukuran lingkar pinggang dengan lingkar perut (anggraeni 2012).
f. Lingkar
Perut
Pengukuran lingkar perut dilakukan untuk mengetahui
ada tidaknya obesitas abdominalsentral. Jenis obesitas ini sangat berpengaruh
terhadap kejadia penyakit kardioovaskuler dan diabetes mellitus. (http://rukayahgizi11.blogspot.com/penilaian-status-gizi-antropometri-imt.html di proleh pada tanggal 12
April 2014).
2. Pengertian
Lingkar Perut dan IMT
a.
Lingkar perut
Cara lain yang dilakukan untuk memantau resiko
kegemukan adalah dengan mengukur lingkar perut. Dalam pengukuran ini menggunakan
pita centimeter (cm). Para ahli di Amerika menyebutkan bahwa wanita berbobot
normal harus memiliki lingkar perut kurang dari 80 cm dan kurang dari 100 cm
untuk peria. Namun, di Indonesia ukuran tersebut dapat diturunkan beberapa
sentimeter lebih kecil karena memiliki struktur tulang yang lebih kecil dengan
ukuran lingkar perut yang baik yaitu tidak lebih dari 90 cm untuk laki-laki dan
tidak lebih dari 80 cm untuk perempuan.
Meurut A Esmaillzadeh dkk (2012) menyatakan bahwa,
lingkar pinggang adalah indikator
yang paling banyak digunakan untuk
mengetahui obesitas
perut dalam suatu populasi. Setelah
penyesuaian untuk
usia dan BMI,
dikaitkan dengan lemak visseral meningkat,
serta diperkirakan
untuk berkontribusi pada resiko pengembangan penyakit yang berhubungan
dengan distribusi lemak sentral.
Setiap orang memiliki volume tubuh yang
berbeda-beda, tergantung struktur tubuhnya. Orang gemuk akan tumbuh kesamping
sehingga tubuhnya tampak melebar. Bagian tubuh yang tampak melebar adalah
dibagian perut. Karena itu, lingkar perut dapat diajdikan indikator pengukuran
kegemukan seseorang sehingga bisa terhindar dari berbagai penyakit yang
berbahaya.
Banyak masyarakat yang terjebak dengan istilah
penurunan berat badan sebagai tujuan akhir program pelangsingan tubuh.
Berkurangnya angka timbangan di anggap sebagai bukti keberhasilah program
pelangsingan. Langsing adalah memiliki bobot tubuh normal denga komposisi lemak
dan air sesuai dengan standar normal
disertai massa otot yang memadai untuk membentuk lengkok tubuh yang indah.
Deisini ada beberapa standar katagori nilai Lingkar Perut bila dikatakan normal dan
bisa menungjang kesehatan.
Table 2 : katagori Standar Obesitas sentral berdasarkan Lingkar Perut.
klasifikasi
|
Laki-laki
|
Wnita
|
WHO
2000
|
94
cm
|
80
cm
|
Eropa
|
102
cm
|
88
cm
|
Asia
Pasifik
|
90
cm
|
80
cm
|
b. Indeks
Massa Tubuh (IMT)
Indeks massa tubuh (IMT) adalah rasio BB/TB2
(kg/m2), yang dinyatakan dalam tabel normogram. Angka ini
proporsional dengan bentuk tubuh anda. Biasanya, jumlah yang kecil untuk orang
yang kurus dan besar untuk orang yang gemuk (soetjiningsih, 2004) Penilaina
status gizi dibagi terbagi atas dua yakni penilaian status gizi secara langsung
yang dibagi menjadi empat penilaian yaitu antropometri, klinis, biokimia, dan
biofisik. Dan penilaian status gizi secara tidak lanngsung yakni survey
konsumsi makanan, statistik vital, dan faktor ekologi. Pengukuran antropometri
relative mudah dilakukan. Akan tetapi untuk berbagai cara, pengukuran ini
membutuhkan beberapa ketrampilan, peralatan dan keterangan untuk
pelaksanaannya,
Pengukuran antropometri yang meliputi berat badan,
tinggi badan dan body mass index (BMI) atau indeks massa tubuh (IMT) merupakan
indikator didalam mengukur status gizi yang secara tidak langsung dapat
menentukan besar koposisi tubuh dengan status gizi tertentu. Indek massa tubuh
adalah berat badan dalam kilogram dibagi dengan tinggi badan kuadrat dalam
meter. Dengan rumus sebagai berikut :
Berat badan (Kg)
IMT =
[Tinggi badan (m)]2
Tetapi indeks
massa tubuh tidak dapat digunakan untuk membedakan antara berat badan yang
berhubungan dengan otot dan berat badan yang berhubungan dengan lemak tubuh.
Indeks massa tubuh juga tidak dapat digunakan untuk memberika indikasi tentang
distribusi lemak tubuh. Pdahal distribusi lemak tubuh inilah yang dianggap
sebagai factor resiko untuk enyakit seperti kelebihan lemak tubuh, sehingga
untuk mengetahui lemak ataupun distribusi lemak tubuh digunakan metode
pengukuran lain, seperti skinfold
thickness atau rasio lingkar perut
(Gibson 2005).
Pengukuran IMT
hanya berlaku untuk orang dewasa berumur 18 tahun. IMT tidak dapat diterapkan
pada bayi, anak-anak, remaja, ibu hamil, dan olahragawan. Diamping itu, IMT
tidak bisa diterapkan pada keadaan khusus lainnya seperti edema, asites, dll.
IMT/U merupakan yang utama bermanfaat untuk penapisan kelebihan berat badan
kegemukan. Biasanya IMT tidak meningkat dengan bertambahnya umur. Untuk orang
dewasa yang berusia 20 tahun keatas, IMT diinterpretasi menggunakan kategori status
berat badan standard yang sama untuk semua umur bagi pria dan wanita. Untuk
anak-anak dan remaja, intrepretasi IMT adalah spesifik mengikut usia dan jenis
kelamin (CDC, 2009).
Table 1 : katagori ambang batas IMT untuk Indonesia
:
Katagori
|
IMT
|
|
Kurus
|
Kekurangan BB tingkat berat
|
<17,0
|
Kekurangan BB tingkat ringan
|
17,0-<18,5
|
|
Normal
|
|
18,5-22,9
|
Gemuk
|
Kelebihan BB tingkat ringan
|
23-24,9
|
Kelebihan BB tingkat moderat (Obes I)
|
>25-29,9
|
|
|
Kelebihan BB tingkat berat (Obes II)
|
>30,0
|
(sirajuddin 2012)
Indeks
massa tubuh telah digunakan beberapa penilitian populasi internasional untuk
menilai resiko penyakit di antara orang dewasa. BMI meningkat jelas terikat
dengan resiko yang lebih tinggi dari tekanan darah tinggi, diabetes mellitus
tipe II, faktor resiko kardiovascular penyakit lainnya, dan mortalitas
meningkat. Memang, resiko relatif untuk faktor resiko penyakit kardiovaskuler
kejadian penyakit kardivaskuler meningkat dinilai dengan peningkatan BMI pada
semua kelompok populasi. Selain itu, asosiasi antara gangguan muskuloskletal,
gangguan dalam fungsi pernafasan dan fisik, dan kualitas hidup. Akibatnya,
dalam stui epidemologi IMT digunakan untuk mengetahui kelebihan berat badan
atau obesitas pada orang dewasa dan untuk memperkirakan resiko terkena penyakit.
Perlu diketahui anak yang pendekpun dapat mengalami kelebihan berat badan. Maka
perlu memperhatikan berat badan normal. (sirajuddin 2012)
3. Langkah-langkah
pengukuran Lingkar Perut dan IMT
Lingkar
Perut
a. Mintalah
dengan cara santun pada responden untuk membuka pakaian bagian atas atau
menyingkapkan pakaian bagian atas dan raba tulang rusuk terakhir responden
untuk menetapkan titik pengukuran.
b. Ditetapkan
titik batas tepi tulang rusuk paling bawah.
c. Ditetapkan titik ujung lengkung
tulang pangkal paha/panggul.
d. Ditetapkan titik tengah di antara di antara
titik tulang rusuk terakhir titik ujung lengkung tulang pangkal paha/panggul
dan tandai titik tengah tersebut dengan alat tulis.
e. Responden diminta untuk berdiri
tegak dan bernafas dengan normal (ekspirasi normal).
f. Dilakukan pengukuran lingkar perut
dimulai/diambil dari titik tengah kemudian secara sejajar horizontal melingkari
pinggang dan perut kembali menuju titik tengah diawal pengukuran.
g. Pengukuran juga dapat dilakukan pada
bagian atas dari pusar lalu meletekkan dan melingkarkan alat ukur secara
horizontal
h. Apabila responden mempunyai perut
yang gendut ke bawah, pengukuran mengambil bagian yang paling buncit lalu
berakhir pada titik tengah tersebut lagi.
i. Pita pengukur tidak boleh melipat
dan ukur lingkar pinggang mendekati angka 0,1 cm (nurchmah, 2001 ).
4. Faktor
yang mempengaruhi IMT dan lingkar perut
a. Diet
Mengurangi jumlah asupan kalori dengan komposisi
yang disesuaikan sehingga berat badan kita ideal tanpa mengganggu kesehatan.
Ada banyak program diet, sebagian tidak berbahaya bagi tubuh, tetapi sebagian
dari program diet tidak dianjurkan karena hasilnya berbahaya bagi tubuh.
Beberapa program diet membatasi asupan karbohidrat.
Tetapi jika karbohidrat sangat dikurangi, maka timbunan glikogen didalam tubuh
akan menurun, begitu pula jika air yang mengikat diri pada glikogen. Karena
cairan tubuh berkurang begitu pula berar badan akan berkurang. Tetapi begitu
mengonsumsi karbohidrat lagi, air akan segera kembali dan berat badan pun
kembali seperti semula.
Diet yang dianjurkan adalah diet seimbang dengan
kebutuhan kalori yang dibutuhkan didalam
tubuh , asupan karbohidrat 60-70%, lemak 20-25 %, protein 10-15%. Untuk
menurunkan berat badan atau nilai IMT maupun Lingkar perut, asupan karbohidrat
harus diturunkan 500-800 kalori dibawah kebutuhan normal. Selain menurunkan
asupak karbohidrat dan lemak sebanyak 10%, vitamin dan mineral juga harus dicukupkan, begitu juga dengan serat
harus cukup sehingga perut akan teerasa kenyang. Serat, vitamin, dan mineral
ini diperoleh dari sayuran.
b. Olahraga
Olahraga membantu melancarkan peredaraan darah dan
membakar kalori. Untuk pennurunan nilai IMT maupun lingkar perut, olahraga yang
dilakukan harus berkesinambungan dengan intensitas tertentu dalam jangka waktu
yang cukup panjang dan teratur, sehingga yang dibakar tidak cuma karbohidrat,
melainkan juga cadangan lemak, dengan normalnya
nilai Indeks Massa Tubuh (IMT) didalam tubuh dengan begitu bisa tercapai
tubuh yang ideal tanpa mempengaruhi kesehatan tubuh kita. Yang pertama dibakar
oleh tubuh kita dalah energi dari makanan yang masuk. Apabila tidak mencukupi,
tubuh akan menggunakan cadangan glikogen yang tersimpan dihati dan otot yang
jumlahnya kira-kira 1120 kalori. Setelah glikogen terkuras habis, barulah
cadangan lemak yang akan dibakar.
c. Pola
makan yang tidak terkendali
Kecanggihan teknologi ternyata berpengaruh besar
terhadap aktivitas fisik yang dilakukan masyarakat khususnya anak pada usia
dewasa. Coba anda perhatikan orang terdahulu harus berusaha payah berjalan
menaiki tangga. Sejak adanya escalator
(lift), orang lebih tertarik menggunakan fasilitas yang lebih praktis tersebut
sehingga jarang beraktivitas. Tanpa disadari, kita telah berevolusi menjadi
generasi malas bergerak. Rbaknya kasus obesitas seiring sejalan dengan
penyimpangan gaya hidup dari gaya alami yang sesungguhnya. Kenyataan ini
semakin menjelaskan bahwa pola konsumsi yang salah dan kurangnya aktivitas
fisik merupakan pangkal masalah wabah obesitas.
d. Obat-obatan
Ada beberapa jenis obta-obatan yang digunakan dalam
program penurunan berat badan menjadi ideal. Salah satunya seperti
menghilangkan rasa lapar, jenis obat ini berkerja pada sistem saraf pusat dengan cara menghilangkan sinyal-sinyal
yang menunjukkan tubuh kekurangan energi. Namun obat ini mempunyai banyak efek
samping, antara lain dapat menyebabkan rasa tidak tenang, tegang, jantung
berdebar-debar, gemetar, sulit tidur, mual, dan diare. Salah satu obat untuk
menurunkan berat badan seperti obat pencahar/urus-urus/laxan. Obat ini
merangsang pergerakan usus, sehingga makanan yang kita konsumsi cepat dibuang
sebelum sempat diserap. Tetapi penggunaan obat pencahar terus-menerus
menyebabkan usus menjadi lebih aktif dalam menyerap nutrisi nutrisi dari
biasanya, karena tubuh berusaha mempertahanka tubuh. Sehingga penggunaan obat
tersebut dihentikan, maka tubuh akan menjadi gemuk karena tubuh lebih efisien
dalam menyerap nutrisi. (rahmawati, 2010)
e. Faktor Genetik
Obesitas
cenderung berlaku dalam keluarga. Ini disebabkan oleh faktor genetik, pola
makan keluarga, dan kebiasaan gaya hidup. Walaupun begitu, mempunyai anggota
keluarga yang obesitas tidak menjamin sesorang itu juga akan mengalami obesitas
(Gayle Galletta, 2005). Tidak dipungkuri salah satu kegemukan pada orang dewasa
dikarenakan makanan. Kajian ilmu nutrienomik menjelaskan bahwa makanan memiliki
andil sangat besar untuk mempengaruhi gen. selanjutnya, gen tersebut akan
mengarahkan metabolism dalam tubuh. Makanan dapat mengubah gen, baik kearah
konstruktif (membangun) atau destruktif (merusak). Jadi makan yang kita konsumsi
dapat membuat tubuh sehat atau sakit.
f. Faktor Lingkungan
Faktor
lingkungan yang paling memainkan peranan adalah gaya hidup seseorang. Kebiasaan
makan dan aktivitas seseorang dipengaruhi oleh masyarakat sekitarnya. Makan
terlalu banyak dan aktivitas yang pasif (tidak aktif) merupakan faktor resiko
utama terjadinya obesitas (Gayle Galletta, 2005).
g. Faktor Jenis Kelamin
Secara
rata-rata, lelaki mempunyai massa otot yang lebih banyak dari wanita. Lelaki
menggunakan kalori lebih banyak dari wanita bahkan saat istirahat karena otot
membakar kalori lebih banyak berbanding tipe-tipe jaringan yang lain. Dengan
demikian, perempuan lebih mudah bertambah berat badan berbanding lelaki dengan
asupan kalori yang sama (Gayle Galletta, 2005).
h. Faktor Usia
Semakin bertambah usia seseorang, mereka cenderung
kehilangan massa otot dan mudah terjadi akumulasi lemak tubuh. Kadar
metabolisme juga akan menurun menyebabkan kebutuhan kalori yang diperlukan
lebih rendah (Gayle Galletta, 2005). Sejalan dengan bertambah usia, sel-sel
yang menyusun organ mengalami keausan. Penuran fungsi tersebut tentu akan
melemahkan aktivitas fisiologi sel. Meskipun sulit dibuktikan, aktivitas
metabilisme yang berlangsung di dalam tubuh akan mengalami penurunan nyata
sejalan dengan pertambahan usia. Bukti yang dapat dijadikan tolak ukur,
misalnya mencerna makanan, kelemahan aktivitas otot, dan penurunan vitalisasi
yang menurun seiring bertambahnya usia.
5. Akibat
dari IMT dan lingkar perut
a. Obesitas
Penyakit kegemukan (obesitas) disbabkan oleh ketidakseimbangan antara konsumsi kalori
dan kebutuhan energi, dimana konsumsi
terlalu berlebihan dibandingkan kebutuhan atau pemakaian energi. Energi yang
ada didalam tubuh itu disimpan dalam bentuk jaringan lemak. Normalnya jaringan
lemak ditimbun pada tempat tertentu tertentu. Jaringan lemak subkutan didaerah
dinding perut bagian depan mudah terlihat menebal pada seseorang yang menderita
obesitas (yuniastuti, 2008).
b. Gizi
buruk
c. Penyakit
kardiovaskuler
Penyakit kardiovaskular adalah penyakit gangguan pada
jantung dan pembuluh darah. Karena sistem kardiovaskular sangat vital, maka
penyakit kardiovaskular sangat berbahaya bagi kesehatan. Ada banyak macam
penyakit kardiovaskular, tetapi yang paling umum dan paling terkenal adalah
penyakit jantung dan stroke. Dalam banyak kasus kelainan jantung baru
terdeteksi saat terjadi serangan jantung. beberapa jenis penyakit
kardiovaskular yang umum seperti Penyakit Jantung Koroner (PJK), Penyakit
Jantung Bawaan, Stroke, Gagal Jantung Kongestif (Congestive Heart Failure), Penyakit Vaskular Periferal (Peripheral
Vascular Disease), Penyakit Vena Dalam (Deep
Vein Thrombosis).
d. Diabetes
tipe II
6. Pengertian
Yoga
Yoga bukanlah hal yang baru bagi kehidupan manusia.
Yoga telah dilakukan manusia sejak ribuan tahun lalu. Praktik yoga telah
didokumentasikan dalam banyak teks kuno. Yoga banyak berhubungan dengan budaya
dan kepercayaan india. Tidak heran jika kata yoga diambil dari nahasa
Sansekerta. Kata yoga berasal dari kata sansakerta “yuj” yang artinnya
menghubungkan atau menyatukan makna ini tent uterus berkembang seiring dengan
semakin tertatanya praktik yoga (wirawanda 2014). Yoga bukan hanya di dominasi
dewasa. Anak remaja dan anak-anak pun dapat melakukannya. Yoga juga melatih
anak untuk mengenal dirinya, sekaligus dapat mengendalikan luapan emosi (grave
dkk, 2013).
7. Jenis-jenis
yoga
a. Meditasi
Yoga
menganjurkan untuk meditasi. Meditasi membuat kita mengenali diri kita sendiri.
Tahap awalnya adalah dengan menghayati aliran darah pada saat melakukan gerakan
yoga. Jiga denga yoga kita dapat mengenali system peredaran darah tubuh kita.
Yoga dapat mengatarkan kepada pengenalan diri kita yang sifatnya unconscious.
b. Asana
(savasana)
Gerakan-gerakan dalam yoga dikenal dengan nama
Asana. Tiap asana memiliki manfaatnya masing-masing. Untuk melakukan yoga ada
baiknya terlebih dahulu berkonsultasi pada orang-orang yang mengerti
gerakan-gerakan yoga untuk menghindari cidera. Jika memuntuskan untuk
memperaktekkannya sendiri, jangan memilih asana yang susah atau menuntut diri
untuk melakukannya perisis seperti didalam gambar. Hal ini justru dapat membuat
rentan pada cidera. Akan lebih baik melakukan yoga secara perlahan-lahan dan
meningkatnya setapak demi setapak.
Savasana adalah salah satu postur penting dalam
latihan yoga. Postur (asana) tersebut sangat mudah dilakukan namun sanggup
menibulkan perasaan rileks secara fisik dan fikiran. Individu yang melakukannya
akan terbebas dari tekanan dan kecemasan serta mendapat ketenangan pikiran.
Biasanya savanna dilakukan di sesi penutup dalam rangkaian latihan yoga sebagai
sesi relaksasi. Kesulitan terbesar melakukan sesi ini yaitu seringkali individu
tertidur selama mempertahanka postur savanna.
Postur (asana) “savasana” diseburt juga “yoga
nindra” yang secara harfiah berarti yoga
tidur. Yoga nindra menurut Claire (2006)
merupakan posisi relaksasi yang mendalam yang dapat melepaskan ketegangan
fisik, mental, emosi, dan spiritual. Postur savanna dilakukan dengan berbaring
terlentang lurus dengan kedua kaki terentang menjauh dan garis tengah tubuh. Kedua
tangan terentang dikedua sisi tubuh dengan telapak kanan menghadap keatas.
Kepala bersandar dengan leher lurus tidak tertekuk sehingga wajah/hidung
mengarah lurus ke atap.tulang bahu harus lemas dan terentang lebar menyentuh
lantai. Tulang ekor menyentuh lantai dengan tulang punggung dibawah tetap
melengking alami. Mungkin akan terasa lebih nyaman jika meletakkan bantalan
dibawah lengkungan leher atau punggung.
c. Kundalini
yoga adalah salah satu jenis yoga yang menekankan pada aliran darah dan
pernapasan. Semua gerakan yoga asana dilakukan dengan mengendalikan napas.
Memang pada umumnya ada keselaraan dalam melakukan yoga dengan bernapas sangat
penting. Tetapi dalam kundali yoga. Eksplorasi pada proses bernapas merupakan
hal yang sangat penting, selain itu kundalini yoga juga mencakup latiahan
meditasi, bernyayi, dan pernapasan.
d. Iyengar
yoga merupakan jenis yoga yang dikembangkan oleh B.K.S. iyenar lebih dari 60
tahun yang lalu. Dengan mengedepankan kekuatan dan daya tahan. Yoga merupakan
proses yang dilakukan pada umumnya memiliki jangka waktu yang cukup lama dalam
mempertahankan suatu posisi. Hal lain yang membedakan iyengar dengan jenis yoga
yang lainnya adalah dengan penggunan alat praga seperti seperti tali, bantal,
dan blok yang dapat membantu seseorang
dalam melakukan peraktik yoga. Peraktik iyengar yoga ini sebenarnya
menggabungkan juga antara yoga tradisional dengan katagori yang lebih luas
dengan dengan menggunakan alat peraga. Dengan demikian, iyengar yoga ini dapat
dilakukan juga orang tua, sakit, atau yang memiliki keterbatasan fisik karena
proses latihan yang dapat mengggunakan alat peraga serta melakukan gerakan yang
perlahan ketika melakukan pose dapat dilakukan oleh mereka. Manfaat yang
dirasakan ketika berlatih yoga iyengar yoga adalah meningkatta kesalaraan
antara proses dengan melakukan kegiatan, meningkatkan daya tahan dna kekuatan
tubuh, meningkatkan flesibilitas dan juga konsentrasi.
e. Ashtanga
yoga dikembangkan oleh Sri Pattabhi Jois dan mempunyai ciri khas menekankan
pada yoga fisik dan juga sinkronisasi bernapas. Gerakan yoga dilakukan dengan
progresif dan tarsus-menerus dengan adanya serangkaian yoga proses yang dapat
meningkatkan stamina, menurunkan berat badan, serta menguatkan otot perut. Bagi
anda yang masih pemula. Mungkin akan memerlukan waktu untuk dapat melakukan
ashtanga yoga. Ada sebaiknya sebelum anda memiliki pengalaman dalam melakukan
yoga sebelumnya.
f. Hatha
yoga jenis yoga ini menggabungkan antara yoga postures prayama (breathing), dan
meditasi.
g. Power
yoga merupakan jenis yoga yang dikembangkan dari ashtanga yoga oleh American
yoga teachers yaitu Beryl Bender Birch dan Bryan Kest. Power yoga juga bisa
dikatakan juga sebagai gym yoga dengan menggabungkan peregangan, melatih
kekuatan dan meditasi.
h. Prenatal
yoga jenis yoga ini dikhususkan untuk para ibu hamil. Terdiri dari beberapa
katagori yang biasanya didasarkan pada tingkat trimester ibu hamil. Prenatal
yoga proses biasanya dirancang untuk membantu agar si ibu menjadi lebih rileks
dan membantu mengurnagi pegal-pegal dan nyeri. merupakan salah satu latihan
yang baik untuk dilakukan ibu hamil karena dapat membantu ibu dalam proses
kehamilannya.
Di dalam penelitian kali ini jenis yoga yang di
gunakan oleh peneliti ialah ashtanga. Ashtanga yoga adalah sistem yoga dicatat
oleh Resi Wamana bijak dalam Korunta Yoga, sebuah naskah kuno “dikatakan berisi
daftar kelompok yang berbeda dari asana, serta ajaran-ajaran yang sangat asli
pada Vinyasa, drishti, bandhas, mudra, dan filsafat. Gerakan dasar dalam
Ashtanga yoga memiliki tempo yang lebih cepat dari beberapa jenis yoga diatas,
dan lebih intens serta menyatukan nafas dengan gerakan. Ashtanga Yoga terdiri
dari latihan yang terbagi ke dalam sekuensi yang tetap setiap kali. Ashtanga
Yoga dikembangkan oleh seorang Guru bernama Pathabi Jois di daerah Mysore di
India. Hingga kini, jenis yoga ini adalah salah satu jenis yang paling populer
berkembang di dunia. Tujuan dari Ashtanga Yoga adalah membersihkan dan
mengobati tubuh, pikiran dan jiwa melalui filosofi yang mendasarinya yaitu Ashtanga
atau delapan cabang, yang mencakup filosofi mengenai cara hidup.
Membentuk tubuh ideal merupakan tujuan banyak orang
modern. Selain menunjang penampilan dan daya tarik, tubuh yang ideal dengan
perut ramping akan memudahkan kita melakukan kegiatan, tidak mudah lelah dan
kesulitan bergerak jika memiliki tubuh yang ramping. Salah satu jenis yoga yang
lebih bermanfaat untul lingkar perut dan IMT adalah Ashtanga dikarenakan gerakan
ini sangat bermanfaat untuk membentuk otot perut dan kelenturan tulang belakang,
selain itu yoga jenis Ashtanga akan membantu untuk mengurangi lemak pada perut.
Sirkulasi darah yang berkurang. Selain itu, jenis yoga ini akan membantu
mengatasi masalah hati, sambelit, dan gangguan pencernaan. Sehingga akan
membentuk perut anda (wirawanda 2014).
8. Waktu
melakukan yoga
Yoga bisa dilakukan berbagai tempat. Sesuai gerakan
dan metode yoga dengan empat yang dipakai. Usahakan untuk melakukan yoga
ditempat yang sunyi sehinga bisa berlatih konsentrasi. Waktu melakukan yoga
dalam penilitian satu minggu sebanyak dua kali dengan waktu sebanyak 30 menit. Yang
terpenting adalah lakukan yoga pada tempat yang nyaman dan tidak memungkinkan adanya
gangguan. Yoga sendiri bisa dilakukan
diberbagai tempat, namun kita bisa memilih waktu yang membuat yoga mnjadi
maksimal. Pagi hari sebelum melaksanakan aktivitas merupakan salah satu pilihan
terbaik untuk melakukan gerakan yoga.
Sebagai olahraga yang khas, maka yoga juga memiliki
pakaian khusus yang sering digunakan. Pakaian yoga banyak mempertimbangkan beberapa
unsur seperti bahan, bentuk, dan warna. Walaupun merupakan panduan dasar, namun
tentu tidak ada kewajiban khusus harus memakai pakaian tertentu untuk melekukan
kegiatan yoga.
Pakaian yoga sebaiknya terbuat dari katun. Kain
dengan bahan katun lebih sejuk dan mudah menyerap keringat untuk bentuknya juga
sebaiknya longgar tujuannya agar gerakan-gerakan yoga bisa dilakukan dengan
nyaman dan tanpa hambatan. Hal ini melambangkan kesederhanaan dari setiap
gerakan yoga yang dilakukan. (wirawanda 2014)
9. jenis
dan langkah untuk Lingkar perut dan IMT
Berikut ini beberapa
gerakan dalam yoga yang bisa membentuk tubuh dan perut yang ideal :
a. Marjasana
Deragan
ini sangat bermanfaat untuk pembentukan perut dan kelenturan tulang belakang.
Bahkan jika dilakukan dengan rutin dan diimbangi dengan meditasi, gerakan ini
juga bisa menenangkan fikiran anda. Langkah yang perlu dilakukan adalah :
1) Posisi
bertumpu di atas lutut tegal lurus dengan pinggul, seperti membentuk pose
kuda-kuda.
2) Posisikan
tangan dengan ttegsk lurus dengan bahu dan menyangga lurus dengan bahu.
3) Tulang
belakang lurus dan leher lurus dengan tulang belakang.
4) Tarik
nafas
Sedangkan
menurut (lebang 2013) jenis dan langkah-langkah yoga untuk lingkar perut
b. Bhujangasana
1) Telekupkan
badan dan luruskan.
2) Angkat
bagian pinggng ke atas dan sangga dengan kedua tangan.
3) Tarik
kepala ke belakang.
4) Usahakan
untuk menggunakan kekeuatang punggung dalam menahan pose, bukan sanggaan
tangan. Tangan hanya dipakai untuk menjaa keseimbangan tubuh.
5) Jika
anda sudah mahir anda tidak perlu menyangga tubunh dnegan tangan.
6) Pose
ini sangat bermanfaat untuk melenturkan badan dan menguatkan otot belakang.
Pose ini juga untuk meringankan yeri punggung dan mengurangi lemak pada perut.
c. Uddyiana
Bandha
Pose
ini memiliki banyak manfaat untuk tubuh. Selain mengurangi lemak pada perut
anda. Selain itu, gerakan ini juga berguna bagi jantung sehingga jantung bisa
memomp darah lebih efektif. Pose ini membantu mengatasi masalah hati, sembelit,
dan gangguan pencernaan. Gerakan-gerakan ini yang bisa dilakukan dalam pose ini
ada dua cara :
Gerakan
1
1) Lakukan pada pose berdiri
2) Buka
kaki dengan lebar 30 cm dan lutut sedikit menekuk
3) Tarik
napas dalam-dalam lalu tekan perut ke luar dengan otot perut dan hembuskan
napas sambil tekan perut ke dalam
Gerakan
2
4) Dengan
pose sama, tekan perut ke dalam dan keluar dengan cepat sebanyak 10 tanpa
menarik napas
5) Lakukan
napas dengan teratur setelah selesai
d. Willow
1) Berdiri
dengan kedua kaki menempel dan tangan di samping badan
2) Letakkan
telapak kaki kir pada sisi dalam paha
kanan
3) Jika
kesulitan anda bisa menempelkannya pada lutut saja
4) Tempelkan
kedua tangan kedepan badan seperti pose menyembah
5) Tahan
pose ini selama beberapa saat. Ada bisa melakukan meditasi dalam posisi ini
jika sudah terbiassa
6) Rentangkan
tangan ke atas
7) Tarik
napas sambil membengkokkan badan ke sebelah kiri
8) Lakukan
pada posisi berlawanan sebanyak beberapa kali
9) Pose
ini sangat bermanfaat untuk membentuk ke dua sisi perut
e. Elayang
1) Tidur
telengkup seperti melakukan push-up
2) Angkat
badan dengan tumpangan pada kedua tangan dan jari-jari kaki. Usahakan badan
lurus
3) Tahan
posisi ini beberapa saat
4) Jika
sudah terbiasa, maka anda bisa mengangkat tumpuan jari kaki sehingga hanya
bertumpu pada ke dua tangan. Usahaka badan tetap lurus. Anda juga bisa
mengangkat tumpuan hanya pada sebelah kaki untuk membantu keseimbangan tubuh
5) Pose
ini akan sangat bermanfaat untuk membakar lemak pada kaki, lengan, dan perut. (wirawanda
2014)
f. Urdhava
Padasana
Satu-satunya
gerakan dengan tingkat repitisi tinggi pada Iyengar Yoga. Menempatkan kaki di ketinggian
tertntu secara berkesinambungan, sehingga menstimulasi otot perut, terutama
bagian lemah, otot bawah
Langkah-langakah
1) Posisi
tubuh telentang angkan tangan dengan penuh energi di atas kepala, telapak
tangan mengadap atas. Regangkan tubuh dari ujung jari hingga kaki. Kekuatan
lutut dan telapak kaki.
2) Embuskan
napas angkat kaki setinggi 30 derajat. Arahkan tulang punggung bawah anda
memanjang menjauh dari pinggang, lalu ratakan dengan tanah. Panjangkan tumit
menjauh dari tubuh. Tahan 2-3 detik tanpa menahan napas.
3) Embuskan
napas perlahan angkat kaki hingga 90 derajat. Panjangkan otot hamstring (paha
belakang) dan betis atau bagian belakang kaki. Tahan sambil bernapas normal
selama 30 detik. Embuskan nafas, turunkan kaki perlahan-lahan ke lantai. Lakukan
8-12 kali.
g. Vasithasana
Memperkuat
struktur otot perut secara menyeluruh dengan memberikan stmulasi berat tubuh
dan latihan menjaga keseimbangan.
Langkah-langakah
1) Letakkan
tangan dibawah bahu dengan posisi
telapak tangan melebar. Sangga tubuh dengan menekukkan lutut kanan di bawah
posisi pangkal paha dan menekan lantai. Luruskan kaki kiri.
2) Perlahan-lahan
luruskan kaki kanan dan aktifkan area tubuh bagian atas. Saat setelah stabil,
angkat kiri ke atas. Lalu, putar kepala kearah tangan kiri. Tahan selama
mungkin.
3) Ganti
sisi.
h. Setubandha
Sarvangasana
Menjaga
elastisitas otot perut serta merilekskan organ-organ di rongga perut.
1) Posisi
tubuh telentang di lantai. Letakkan lipatan selimut di bawah bahu dan pangkal
leher. Tekuk lutut, posisi kaki terbuka lebar pinggul. Pegang pergelangan kaki
sambil menekan bahu lantai.
2) Putar
bahu ke arah dalam sambil mengangkat
pinggul ke atas. Tekanan, panjangkan paha belakang untuk memberi sokongan paha
belakang untuk memberi sokongan. Tahan selama 5 detik sambil bernapas normal.
Turunkan perlahan. (lebang 2013)
Untuk menunjang
keberhasilan, biasakan untuk melakukn gerakan-gerakan yoga secara rutin
sebanyak tiga kali dalam seminggu. Namun, jangan terlalu memaksakan tubuh untuk
melakukan gerakan yoga. Lakukan gerakan yang Nampak ringan dan semakin meingkat
kesulitanya. Tubuh yang jarang digerakkan tentu membutuhkan waktu yang lebih
lama untuk terbiasa. Lebih penting, jangan lakukan lagi gaya hidup yang tidak
sehat. Jangan makan-makanan yang tidak sehat dan jangan terlalu sering atau
terlalu sediki beristirahat. Lakukan banyak meditasi dan relaksasi sehingga
pikiran tidak terbeban. Tubuh yang positif akan olebih mudah terbentuk lewat
pikiran yang positif juga.
Selain dalam
bentuk gerakan dan meditasi, yoga juga mengajak kita untuk selalu memperhatikan
asupan makanan. Makana yang sehat dan dimakan dengan benar akan menghasilkan
tubuh yang sehat dan bugar. Sebaliknya, makanan yang tidak sehat dan dimakan
dengan salah akan menghasilkan tubuh yang tidak baik. Karena itu yoga selalu mengajarkan
kita untuk makan-makan yang baik. Tidak hanya itu, kita juga harus memperoleh
makanan dengan cara yang baik pula. Yoga juga menganjurkan kita agar kita lebih
banyak mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan dibandingkan dengan daging. Kita
bisa memproleh protein dari berbagai makanan lain, seperti kedelai dan juga
susu (ananda dkk 2013)
10.
Manfaat yoga
Yoga memilili banyak manfaat bagi kesehatan tubuh
dan fikiran. Lewat meditasinya, fikiran dapat menjadi lebih tenang. Selain
bermamfaat bagi psikis, yoga juga sangat bermanfaat bagi jasmani seseorang.
Gerakan-gerakan yoga mempunyai banyak manfaat yang tersembunyi yang tidak
terkirakan sebelumnya. Banyak manfaat secara fisik yang bisa kita capai jika
rutin melakukan yoga dengan benar. Salah satu dari hasil melakukan gerakan yoga
adalah membentuk tubuh dan mengecilkan perut. Banyak sekali manfaat yoga,
seperti :
a. Memperbaiki
postur tubuh, postur tubuh yang awalnya buruk menjadi lebih baik lagi. Kerena
tubuh butuh keseimbangan pada tulang punggung dan otot-otot punggung sebagi
peyangga tubuh kita (stefanus 2010).
b. Melindungi
jantung, jantung adalah organ peerja keras didalam tubuh manusia, namun
latihan yoga dapat meringankan kerja
jantung. Karena penyumbatan darah akibat akibat peumpukan lemak di dinding
dinding saluran darah membuat kerja jantung semakin berat. Rajin yoga akan
membuat kapasitas organ pernapasan tadi berjalan normal. (lebang 2013).
c. Menurunkan
gula darah dan kolestrol jahat, khususnya pada penderita diabetes. Pendekatan
yang bersifat fisioterapis-fisiologis juga menjadi unsur pelengkap yang sangat
membantu penderita diabetes, salah satunya dengan melakukan yoga. Menurut cle
Souren, Direktur Lembaga Iyengar Yoga Amsterdam konsep terapi yang diberikan
yaitu serangkaian pose yang bersifat backbending atau twisting, pendekatan ini
secara umum sangat membantu meningkatkan kualitas kesehatan para penderita
diabetes (lebang 2013).
d. Menurunkan
tekanan darah, yoga sangat baik bagi penderita hipertensi (yen 2014).
e. Memperlancar
peredaran darah, karena rasa rileks yang didapat dari yoga membantu kelancaran
sirkulasi darah dalam tubuh, khususnya di tangan dan kaki. (yen 2014).
f. Membersihkan
limfa, yang merupakan cairan yang kaya akan sel kekebalan tubuh. Dengan
berlatih yoga dapat membantu system limfatik, merusak sel-sel kanker dan
membuang racun-racun dari produksi fungsi selular (Lebang 2013).
g. Melancarkan
sirkulasi darah, penyumbatan darah akibat penumpukan lemak berubungan dengan
kondisi tubuh yang jarang bergerak, bisa menurunkan vitalisasi seorang manusia
secara signifikan. Gerakan yang teratur akan membuat tubuh membakar kalori yang
cukup dan mempergunakan cadangan lemak secara maksimal, sehingga jumlah kalori
yang masuk terjaga dan aliran darah mengalir bisa keseluruh tubu secra konstan
(lebang 2013).
h. Menurunkan
nilai lingkar perut dan IMT
Otot
perut adalah bagian tubuh yang memiliki struktur yang sangat kompleks, selain itu melindungi
rongga yang berisi organ yang super paling penting menunjang kehidupan, ia juga
beperan penting menyangga beban tulang punggung dan actor utama dalam melakukan
pergerakan tubuh. Selain berlatih crunch
atau sit up, melakukan asana yoga
juga sangat baik dalam memberikan stimulasi terhadap otot perut. Tidak sekedar
bekerja untuk memperkuat otot perut, yoga memberikan pendekatan secara holistik.
Otot perut dipandag sebagai bagian dari kesatuan tubuh manusia yang harus
dipelihara sesuai fungsinya. Menurut BKS Iyengar, pakar yoga dunia, yog tidak
hanya bekerja secara anatomis, melainkan juga anatomis psikologis. Dalam
artian, funsi tubuh harus memenuhi kebutuhan manusia secara menyeluruh. Untuk
menjaga fungsi keharmonisan kehidpan, otot perut tidak hanya indah dilihat,
namun harus berfungsi secara maksimal. (Lebang 2013).
B. Kerangka
Konsep
|
Latihan senam
Yoga
|
Nilai Lingkar Perut dan IMT
|
Olahraga teratur
|
Pola makan
|
Pengaturan Diet
|
Akibat
§ Obesitas
§ Kurus
§ Penyakit kardiovaskuler
§ Diabetes
militus
|
Paktor yang mempegaruh
•
Usia
•
Jenis kelamin
•
Olahragawan
•
Penyakit
|
Keterangan |
Obat-obatan
|
Gaya hidup
|
Variabel yang diteliti
Variabel yang tidak diteliti
Variabel yang tidak ditelit
Variabel yang ditelit
C. Hipotesis
Berdasarkan
kerangka konsep yang dibuat dan melihat hubungan variabel yang diteliti, maka
disusun hipotesis sebagai berikut :
1. Adaya
pengaruh antara latihan pernafasan yoga dengan adanya penrunan nilai lingkar perut
dan IMT di pathok Yogyakarta
daftar pustakanya tidak ada
BalasHapus